Suara.com - Pemimpin dunia Jemaat Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad menanggapi soal aksi teror yang terjadi di sejumlah negara barat. Pelaku teror itu mengatasnamakan Islam sebagai alasan.
Menurut Hadhrat, teror tersebut justru merusak ajaran Islam. Dia juga memuji pernyataan Pemimpin Umat Katolik Paus Francis yang mengatakan teror yang terjadi saat ini tidak sama dengan peperangan agama.
Dalam pernyataannya di masjid Baitul Futuh, London, Hadhrat menyerukan umat muslim di dunia kembali kepada ajaran Islam yang sejati berkenaan dengan perdamaian.
"Dunia sedang menghadapi masa-masa yang sangat genting dan penuh tantangan terutama terkait dengan serangan-serangan teror akhir-akhir ini di Eropa," kata Hadhrat.
Menurut dia, dari hari ke hari kekuasaan dan kekuatan negara-negara Muslim sedang mengalami penurunan. Penyebab mendasarnya adalah para pemimpin Muslim dan ulama mereka dibutakan dari ajaran Islam yang sejati sehingga membawa bangsa-bangsa mereka menuju kerusakan dan kehancuran.
"Kami melihat keributan dan kekacauan terjadi di setiap negara Muslim karena para pemimpinnya mengutamakan kepentingannya sendiri daripada memperhatikan hak-hak rakyat dan kemajuan bangsanya," paparnya.
Lanjut Hudhur, negara-negara Muslim belum mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian yang baru terjadi akhir-akhir ini di Irak, Suriah dan Libya.
"Belakangan ini organisasi-organisasi teroris mulai terus-menerus melakukan tindakan-tindakan keji dan biadab di negara-negara Eropa dengan menghilangkan nyawa orang-orang tak berdosa. Para teroris tersebut tidak memiliki pemahaman Islam karena jika demikian, mereka akan menyadari bahwa Rasulullah saw melarang membunuh orang-orang tak bersalah dalam kondisi apapun," katanya lagi.
"Satu-satunya hal yang diraih oleh para teroris ini adalah benar-benar merusak ajaran-ajaran Al-Quran dan Rasulullah SAW. Jelaslah bahwa mereka tidaklah sedang mengamalkan ajaran Islam melainkan tampaknya mereka seolah-olah telah menciptakan agama mereka sendiri yang penuh dengan kebencian dan racun," papar Khalifah ke-5 di Ahmadiyah itu.