Berjuang Tolak Pabrik Semen, Jokowi Temui Warga Kendeng di Istana

Selasa, 02 Agustus 2016 | 20:00 WIB
Berjuang Tolak Pabrik Semen, Jokowi Temui Warga Kendeng di Istana
Presiden Joko Widodo menemui perwakilan masyarakat Kendeng yang menolak pembangunan pabrik semen di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/8/2016) sore. [Biro Pers Istana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo menemui perwakilan masyarakat Kendeng yang menolak pembangunan pabrik semen, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/8/2016) sore. Sekitar 17 orang perwakilan masyarakat Kendeng menyampaikan keluhannya terkait pendirian pabrik semen dan eksploitasi kawasan Gunung Kapur di Pati, Jawa Tengah.

Ketika itu Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki turut mendampingi Jokowi.

Usai pertemuan, Teten mengatakan Presiden Jokowi telah mendengar semua keluhan mereka.

"Tadi saya kira pembicaraan cukup baik, bicara dalam bahasa Jawa yang santun. Intinya saya kira tadi Bapak Presiden sudah mendengar keluhan dari masyarakat Kendeng tentang pembangunan pabrik semen dan eksploitasi kawasan Gunung Kapur di wilayah Kendeng," kata dia.

Jokowi menawarkan solusi yaitu sebelum proyek berjalan dilakukan pengkajian lingkungan.

"Tadi Presiden sudah menyepakati akan dilakukan kajian lingkungan strategis supaya bisa diketahui di kawasan Gunung Kapur ini mana yang bisa dieksploitasi mana yang tidak," ujar dia.

Pembangunan pabrik semen milik PT. Semen Indonesia saat ini sudah mencapai 95 persen. Dikatakan, jarak antara pabrik dan kawasan tambang mencapai 10 kilometer.

"Jadi kalau di pabriknya ini memang sudah dapat izin, begitu pula pabriknya sudah berdiri. Tapi kawasan tambangnya itu masuk dalam kategori yang perlu dilihat kembali lewat kajian lingkungan hidup strategis," tutur dia.

Itu sebabnya, Jokowi menugaskan Kantor Staf Kepresidenan untuk memimpin pengkajian lingkungan strategis. Teten mengatakan selama proses kajian berlangsung, eksploitasi tambang tidak boleh dilakukan.

"Pak Presiden sudah meminta KSP yang akan mengkoordinir studi ini. Karena ini bukan hanya lintas kementerian, tapi juga lintas daerah. Diperlukan kira-kira satu tahun studi itu," kata Teten.

Teten menambahkan studi tersebut nantinya akan melibatkan berbagai pihak. Salah satunya Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup dan beberapa universitas di Indonesia.

Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng, Gunretno, yang ikut memberikan keterangan usai pertemuan sepakat dengan apa yang dibicarakan dengan Presiden. Dia juga menyatakan warga Kendeng siap untuk dilibatkan.

"Karena sudah ada kesepahaman dengan Pak Jokowi, saya berharap agar hal tersebut ditindaklanjuti secepatnya. Warga siap diajak rembukan, karena selama ini warga tidak pernah diajak berembuk. Budaya rembukan harus kita pikirkan bersama-sama," ujar dia.

Teten berharap solusi yang ditawarkan Presiden Jokowi dapat menjadi jalan keluar terbaik bagi semua pihak.

"Jadi nanti hasil studi itu yang akan jadi rujukan kita semua. Bagi pemerintah daerah, pemerintah pusat, investor, termasuk masyarakat. Saya kira itu jalan keluar terbaik bagi kemelut persoalan pabrik semen," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI