Suara.com - Militer Amerika Serikat yang melakukan serangan udara pada Senin (1/8/2016) menargetkan militan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS di Sirte, Libya, menurut Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Pasukan pemerintah dukungan PBB telah melawan ISIS di Sirte sejak Mei lalu. Seperti diketahui, kelompok militan ini masih menguasai beberapa bangunan strategis pusat Sirte seperti universitas, rumah sakit utama dan ruangan konferensi Ouagadougou.
Pemerintah persatuan Libya (GNA) meminta militer AS melakukan serangan udara di Sirte. Menurut Juru Bicara Pentagon, Peter Cook, Presiden AS Barack Obama menyetujui permintaan tersebut.
Cook mengatakan serangan udara AS di sana cukup membantu pasukan GNA untuk kembali merebut Sirte dari tangan ISIS.
Sementara itu, Perdana Menteri Libya Fayez Seraj mengatakan serangan udara tersebut menyebabkan "kerugian parah di barisan musuh,".