Suara.com - Anggota Polda Metro Jaya mengungkap sindikat penyelundupan pakaian bekas di gudang penyimpanan barang impor, Jalan Inspeksi Banjir Kanal Timur, RT 7, RW 1, Kelurahan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Jum'at (29/7/2016) dinihari.
"Tersangka, menyelundupkan dan menyimpan pakaian bekas ilegal di gudang ini. Dari pengungkapan ini beberapa barang bukti kami sita," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Fadhil Imran di Jalan Inspeksi Banjir Kanal Timur, Senin (1/8/2016).
Fadhil menambahkan penyelundupan barang tersebut dilakukan tersangka berinisial HS dibantu oleh rekannya berinisial PR dan UD.
"Kami juga amankan 11 orang lainnya yang terlibat," kata Awi.
Sebelas tersangka yang diamankan adalah SK (29) yang berperan sebagai mandor gudang, NHD (36) sebagai asisten mandor, WL (31) sebagai buruh angkut, BS (37) sebagai pembeli atau pedagang di Pasar Senen, RD (44) sebagai supir truk, DSL als D (46) sebagai supir truk, AAZS (43) sebagai supir truk. JRM alias JN (47) sebagai supir truk, SHM (45) sebagai supir truk, dan SSD alias SND (27) sebagai supir truk.
Fadhil menambahkan barang bukti yang diamankan, di antaranya sepatu, kaos oblong laki laki dan wanita, pakaian dalam pria dan wanita serta celana jeans.
Dari gudang tersebut, polisi juga mengamankan 2.216 bal pakaian bekas, enam alat angkut, sebelas nota surat jalan, serta satu buah buku catatan distribusi barang.
"Diperkirakan sudah berjalan kurang lebih tiga tahun," ujar Fadhil.
Menurut pengakuan para tersangka kepada polisi pakaian bekas dijual per koli sebesar Rp2 juta sampai Rp3 juta. Sebulan mereka bisa menjual rata-rata 300 koli. Keuntungannya bisa mencapai Rp1 miliar.
Negara berpotensi mengalami kerugian akibat bisnis ilegal ini.
"Ini jadi perhatian, segi kesehatan ada potensi penyakit, kuman dan bakteri yang terkandung di pakaian bekas yang masuk tanpa pemeriksaan kesehatan dari instansi terkait," ujar Fadhil.
Fadhil mengatakan terbongkarnya penyelundupan barang impor ilegal merupakan tindaklanjut dari kebijakan pemerintah agar melakukan peningkatan dan pengawasan terhadap barang barang impor.
"Ini diduga datang dari Cina, Korea dan Jepang. Kami sudah periksa hanya didatangkan dari dua negara, Korea dan Jepang," kata Fadhil.
Fadhil menjelaskan pakaian bekas impor tersebut masuk dari Malaysia sebelum dibawa ke Jakarta.
"Dikumpulkan di Malaysia dulu, kemudian ke Pelabuhan Riau diselundupkan di pelabuhan pelabuhan tikus. Kemudian, melintasi pantai timur Sumatera ke Riau melewati jalur darat, Lampung, ke Bakauheni, kemudian dari Merak masuk Jakarta," ujar Fadhil.