Jika Usung Risma di Pilkada DKI, PDI P Mesti Hadapi Risiko Ini

Senin, 01 Agustus 2016 | 18:19 WIB
Jika Usung Risma di Pilkada DKI, PDI P Mesti Hadapi Risiko Ini
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhan Muhtadi menyarankan PDI Perjuangan memikirkan dengan matang apabila hendak memboyong Walikota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.

Menurutnya, aspek yang harus dipertimbangkan pimpinan partai berlambang banteng moncong putih itu adalah konsekuensi munculnya kekecewaan warga Surabaya kepada Risma. Hal ini, kata dia, akan berdampak kepada hilangnya massa pendukung PDI Perjuangan yang ada di Surabaya.

"Bagaimana dengan warga Surabaya. Surabaya basis PDIP, apa respon warga Surabaya. Kenapa kita selfish (egois) memboyong Risma ke Jakarta?," kata Burhanudin di acara rilis survei Opinion Leader ”Menakar Kandidat DKI" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, (1/8/2016)

Selain itu, kata Burhanudin, Risma juga harus berani mundur dari jabatannya. PDI Perjuangan, lanjutnya, juga harus memikirkan risiko seandainya Risma gagal menduduki posisi DKI 1.

"Risma mau nggak disuruh ke Jakarta, Dengan segala cost. Dia maju (Pilkada DKI), dia harus mundur (sebagai Wali Kota Surabaya). Dia maju ke DKI dengan tingkat kemenangan yang belum 50 persen, hilang di Jakarta dan lepas jabatan di Surabaya. Sudah janji mengayomi warga Surabaya," kata dia.

Lebih lanjut Burhanudin menyarankan agar PDI Perjuangan benar-benar berpikir matang sebelum memboyong Risma. Meskipun, menurut lembaga survei, tingkat elektabilitas dan popularitas Risma bisa menyaingi calon petahana Basuki Tjahaja Purnama.

"Silakan PDIP istiqarah untuk memutuskan Risma," kata dia.

REKOMENDASI

TERKINI