Suara.com - Sejumlah rumah warga di Distrik/Kecamatan Waisay, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, tergenangi air dari luapan banjir sungai di daerah tersebut.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Raja Ampat Burhanuddin yang dihubungi dari Manokwari, Senin (1/8/2016), mengatakan peristiwa itu menimpa warga di kompleks Perumahan 100 Waisay.
"Banjir terjadi sekitar pukul 12 malam tadi. Hujan sangat deras sejak Minggu (31/7/2016) sore kemarin sehingga sungai meluap," kata dia.
Burhanuddin menyebutkan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Meskipun demikian, ia belum mengetahui dampak buruk yang terjadi akibat banjir tersebut.
"Aktivitas warga saat ini sudah kembali normal. Ketinggian air tidak sampai satu lutut, saat ini petugas kami sedang berada di lapangan untuk melakukan pendataan," katanya.
Selain banjir, lanjut Burhanuddin, hujan deras yang mengguyur Raja Ampat Minggu malam memicu longsor di kompleks Perumahan 300 Waisay. Pendataan akan dilakukan untuk mengetahui jumlah kerusakan akibat bencana tersebut.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Provinsi Papua Barat Bram Goramgaman mengatakan pembangunan Raja Ampat harus taat terhadap rencana rata ruang dan wilayah. Ia mengemukakan pembangunan Raja Ampat dengan mempertimbangkan secara matang atas kondisi alam dan potensi bencana di daerah tersebut.
Bram mengutarakan intensitas hujan di sebagian besar wilayah Indonsesia pada beberapa bulan belakangan ini cukup tinggi, termasuk di wilayah Raja Ampat yang dikenal sebagai daerah pariwisata bahari itu.
"Perlu penantaan lingkungan yang baik sebagai langkah antisipasi. Jika tidak, Raja Ampat akan sama dengan daerah lain yang terus-terusan mengalami bencana," kata dia.
Selain itu, ujar Bram, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat harus fokus dalam menjaga lingkungan dengan mempertimbangkan kelangsungan ekologi, ekonomi, dan ekosistem.
Pada sisi lain, katanya, hal itu merupakan langkah tetap untuk mendukung program pengembangan pariwisata di daerah tersebut.
"Sektor yang paling menjanjikan di daerah itu adalah pariwisata dan perikanan. Pertanian dan perkebunan tidak cocok karena struktur lahan di Raja Ampat rata-rata bukit bebatuan," terangnya. (Antara)