Suara.com - Kisah Kapten Humayun Khan, seorang tentara muslim Amerika Serikat yang tewas di Irak pada 2004 kembali diangkat sebagai isu dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat beberapa hari lalu.
Ayah Khan, Khizr Khan yang berpidato di acara tersebut mengkritik Donald Trump, calon presiden AS dari Partai Republik tentang wacana melarang muslim masuk ke negeri Abang Sam.
Dilansir dari laman Reuters, isu ini sampai juga ke telinga ISIS. Pada Minggu (31/7/2016), Dabiq, majalah online kelompok militan tersebut memuat gambar batu nisan Humayun dengan keterangan "Hati-hati mati sebagai murtad" sebagai reaksi dari isu yang muncul di Konvensi Nasional Partai Demokrat.
Foto tersebut juga disertai dengan artikel yang isinya mendesak agar umat islam harus melawan pengaruh barat, bukannya malah mendukung seperti yang dilakukan Humayun. Karenanya, ISIS menyebut tentara keturunan Pakistan itu sebagai murtad atau seorang muslim yang telah keluar dari islam.
Partai Demokrat mengangkat isu kematian Humayun untuk melawan Trump yang disebut-sebut alergi terhadap muslim. Khan yang hadir di acara Konvensi Nasional Partai Demokrat mengkritik Trump dengan menyebut "tidak berkorban apapun", tak seperti sang putra yang tewas di medan perang.
Hillary Clinton, calon presiden dari Partai Demokrat mengatakan Trump tak pantas menjadi Presiden AS karena 'menyerang' kaum minoritas di AS.