Suara.com - Jelang pilkada Jakarta yang akan diselenggarakan Februari 2017, eskalasi politik mulai menghangat. Dua nama yang sekarang paling banyak disebut yaitu Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Sandiaga Uno.
Ahok telah didukung tiga partai: Nasdem, Hanura, dan Golkar. Total perwakilan ketiga partai di DPRD DKI sebanyak 24 orang atau melebihi batas yang hanya 22 orang.
Sementara Sandiaga baru didukung oleh Partai Gerindra yang jumlah kursinya hanya 15 buah. Untuk mencapai batas yang ditentukan KPUD, Gerindra harus berjuang keras membangun koalisi dengan partai-partai lain.
DPP PDI Perjuangan sekarang ini dalam posisi menentukan. Itu sebabnya, baik partai pendukung Ahok maupun pendukung Gerindra, berharap mendapatkan dukungan dari partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.
Ketua DPW PPP DKI Jakarta Abraham Lunggana (Lulung) yang namanya tenggelam dalam bursa bakal calon DKI 1 berharap pemilihan nanti hanya diikuti oleh dua pasangan kandidat.
Lulung sangat berharap PDI Perjuangan mau berkoalisi dengan Partai Gerindra, PPP, dan sejumlah partai yang belum mengusung Ahok. Nanti calon gubernurnya dari PDI Perjuangan, sementara wakilnya Sandiaga -- Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra.
"Misalnya Sandiaga sama calon (dari) PDIP, dan Sandiaga jadi wakil, kan bisa juga," ujar Lulung kepada Suara.com, Minggu (31/7/2016).
Lulung menegaskan partainya siap berada di barisan paling depan untuk melawan Ahok dan pasangan.
"Saya inginnya head to head, kalau PDIP sama kita (koalisi melawan Ahok). Kalau saya nggak dicalonkan partai saya tidak masalah. Tapi saya akan ada di belakang orang yang dipasangkan untuk melawan Ahok," kata Lulung.