Panglima Beberkan Awal Mula Salah Tembak Anggota TNI di Poso

Kamis, 28 Juli 2016 | 14:49 WIB
Panglima Beberkan Awal Mula Salah Tembak Anggota TNI di Poso
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama Panglima TNI Gatot Nurmantyo memberikan keterangan pers di Gedung Kemenkopolhukam di Jakarta, Senin (11/7). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjelaskan kasus friendly fire atau saling tembak tak sengaja antara anggota TNI dan Polri di Poso, Sulawesi Tengah, pada Rabu (27/7/2016) kemarin. Kasus tersebut mengakibatkan anggota intel TNI yang tergabung dalam satuan operasi Tinambola, Sersan Dua Muhamad Ilham, meninggal karena luka parah di kepala.

"Benar sekitar pukul 13.30 kemarin telah terjadi insiden tertembaknya Satgas Tinombala atas nama Serda Muhamad Ilham. Kata-kata 'ter' berarti tidak disengaja, ini tolong dipahami ya," kata Gatot di kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Kamis (28/7/2016).

Gatot menambahkan sebelum peristiwa tragis terjadi, Satgas Intel Tim Sandi Yudha yang terdiri dari tiga Kopassus dan dua Intel Korem, serta warga mendapat informasi adanya penimbunan senjata di salah satu tempat. Pada saat yang sama, Satgas Bravo juga mendapat informasi adanya orang tidak dikenal di kawasan tersebut.

"Mereka datang, kedua tim bertemu lalu terjadilah insiden itu, hingga menyebabkan Serda M. Ilham meninggal dunia. Tidak ada baku tembak, saya ulangi tidak ada baku tembak. Karena tim intel kemudian juga mengetahui bahwa itu adalah teman sendiri," ujar dia.

Gatot mengapresiasi pernyataan kepala satgas Tinombala dan wakilnya yang menyebut kata gugurnya Serda M. Ilham. Gatot juga mengapresiasi Kapolda Sulawesi Tengah yang cepat melaporkan peristiwa kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan selanjutnya didatangkan tim Polri dan TNI untuk investigasi.

"Gugur artinya saudara Ilham menjalankan tugas. Kata-kata gugur adalah idaman setiap prajurit TNI termasuk saya, karena artinya meninggal sahid untuk negara dan agama. Meninggal demi tugas negara dan agama. Propam dan TNI sendiri sudah melapor berangkat kepada saya, dan Badan POM TNI sendiri pun juga sudah melapor kepada saya. Dalam kondisi seperti ini jangan saling menyalahkan, karena tidak ada satu pun dalam satu tim yang menyalahkan lainnya," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI