Terungkap, Begini Cara Penyandera Gorok Leher Pastor di Prancis

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 27 Juli 2016 | 19:48 WIB
Terungkap, Begini Cara Penyandera Gorok Leher Pastor di Prancis
Gereja lokasi penyanderaan dan pembunuhan di Saint Etienne -du-Rouvray di Normandia, Prancis. (Reyuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Identitas satu dari dua penyerang yang menggorok leher seorang pastor lansia di sebuah gereja di Saint Etienne-du-Rouvray, telah diketahui. Lelaki tersebut bernama Adel Kermiche,  seorang remaja berusia 18 tahun.

Remaja tersebut, bersama seorang rekan yang belum diketahui namanya, menyandera sang pastor 86 tahun, Jacques Hamel, bersama dua biarawati dan dua jemaat. Mereka memaksa sang pastor berlutut lalu menggorok lehernya di depan kamera.

Satu dari mereka membawa sepucuk senjata api dan seorang lainnya membawa sebuah bom tiruan dengan alat pengatur waktu. Keduanya akhirnya ditembak mati oleh polisi.

Empat sandera lainnya berhasil diselamatkan setelah satu sandera, seorang biarawati, berhasil melarikan diri dan meminta bantuan.

Jonathan Sacarabany, rekan keluarga tersangka mengatakan, Kermiche si remaja dibesarkan di sebuah permukiman di Saint Etienne-du-Rouvray. Kermiche lahir di Aljazair dan memiliki seorang saudara perempuan yang berprofesi sebagai dokter di Rouen. Ia juga memiliki seorang saudara laki-laki, serta seorang ibu yang bergelar profesor.

Jonathan mengatakan, pihak keluarga sudah menyadari bahwa Kermiche mengalami radikalisasi dan sudah memberitahu pihak berwajib terkait hal itu. Ia pun sempat ditangkap pada tahun 2015 ketika mencoba pergi ke Suriah dengan paspor saudara lelakinya.

Bulan Maret tahun ini, Kermiche pun pernah ditangkap atas tuduhan merencanakan serangan teroris. Kermiche berada di bawah pengawasan pihak berwajib. Namun, ia berhasil memanfaatkan celah keamanan berupa gelang yang diberikan polisi untuk memastikan dirinya berada di dalam rumah sepanjang waktu. Namun, karena suatu sebab, gelang tersebut tidak aktif selama lima jam sehingga ia bisa keluar dengan bebas tanpa pengawasan, demikian dikatakan seorang pejabat kepolisian yang tidak mau disebut namanya.

Jaksa Prancis, Francois Mollins, dalam sebuah pernyataan persnya mengatakan bahwa pihaknya sudah menggelar penyelidikan terkait hal tersebut. Mollins juga mengatakan sudah menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat dalam serangan tersebut.

Pada 14 Juli lalu, Prancis dilanda aksi teror. Seorang lelaki yang mengendarai sebuah truk besar menabrak dan melindas kerumunan orang di perayaan Bastille Day di Nice, hingga menewaskan 84 orang. (Independent)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI