Suara.com - Ketika memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, hari ini, manager kafe Olivier, Devi, mengungkapkan pengalaman melihat langsung proses pra rekonstruksi kasus es kopi Vietnam yang dicampur dengan racun sianida. Pra rekonstruksi merupakan bagian dari upaya untuk mengungkap kematian Wayan Mirna Salihin.
"Pertama dilakukan oleh Polda Metro Jaya dan Polsek Tanah Abang, kedua oleh ahli kimia dari Bali," kata Devi saat bersaksi untuk terdakwa Jessica Kumala Wongso, hari ini.
Devi menambahkan dalam pra rekonstruksi kala itu, warna es kopi bercampur sianida yang dipakai untuk pra rekonstruksi sangat mirip dengan kopi yang diminum Mirna sebelum meninggal.
"Ada yang mirip, saat itu sudah selesai semua disajikan, lalu kopi sudah dituang air panas di gelas, lalu kasih sianida dan diaduk. Nah itu baru mirip, tapi setelah tercampur setelah diaduk," kata dia.
Devi mengatakan ketika itu salah satu ahli kimia menyarankan agar es kopi yang telah tercampur sianida jangan kelamaan didiamkan saat pra rekonstruksi kopi di kafe Olivier. Sebab, bisa mengeluarkan bau menyengat ke seluruh ruangan.
"Iya betul jadi si ahli kimia sampai bilang, ini kalau didiemin lama, baunya bakal nggak enak banget, jadi dibilang nggak usah cukup lihat warnanya mirip pas diaduk, dengan urutan es batu, susu, kopi, air panas, sama sianida di atasnya," kata Devi.
Devi mengatakan sejumlah pelayan kafe Olivier juga ikut menyaksikan pra rekonstruksi kala itu.
"Itu ada selain saya yang menyaksikan kok. Ada Rangga, Tegar sama Rossi," kata dia.
Mirna meninggal dunia usai meneguk es kopi Vietnam bercampur zat sianida di kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat, pada Rabu (6/1/2016).
Saat peristiwa terjadi, di meja yang sama, Mirna ditemani dua kawan, Jessica dan Hanie. Mereka merupakan teman sekampus di Billy Blue College of Design, Sidney, Australia. Mereka lulus 2008.