Suara.com - Kelompok ISIS mengklaim berada di balik insiden penyanderaan dan pembunuhan di sebuah gereja di Saint-Etienne-du-Rouvray, Normandia, Prancis, Selasa (26/7/2016). Sang pastor tewas mengenaskan dengan luka gorok di leher, sementara seorang lainnya mengalami luka serius.
Penyanderaan dan penyerangan ini dilakukan oleh dua orang lelaki bersenjata tajam. Sedikitnya ada lima orang yang disandera, termasuk sang pastor, dua biarawati, dan dua jemaat gereja. Reuters melaporkan, kedua pelaku sudah ditembak mati oleh polisi.
Presiden Prancis, Francois Hollande, yang berada di lokasi mengatakan, para penyerang diketahui sebagai orang yang telah menyatakan kesetiaan terhadap ISIS. Amaq, kantor berita yang berafiliasi dengan ISIS mengatakan, dua tentaranyalah yang telah melancarkan serangan tersebut.
Serangan terjadi pada misa Selasa pagi di kota kecil yang terletak dekat Kota Rouen, Normandia. Penyelidikan terkait kasus ini kini ditangani unit anti-teror kejaksaan Paris.
Uskup Rouen menyebut pastor yang dibunuh bernama Pastor Jacques Hamel yang berusia 84 tahun. Vatikan mengutuk pembunuhan tersebut.
Serangan di Normandia terjadi 12 hari setelah Mohamed Lahouaiej Bouhlel, (31), lelaki kelahiran Tunisia menabrakkan truk besar yang ia kemudikan ke kerumunan orang yang sedang merayakan Bastille Day di Nice. Sedikitnya 84 orang tewas dalam serangan yang juga diklaim didalangi oleh ISIS.
Selama ini, ISIS mengklaim melancarkan serangan-serangan tersebut sebagai balasan atas serangan udara yang dilancarkan Prancis dan koalisinya ke basis-basis pertahanan mereka di Suriah dan Irak. (Reuters)