Suara.com - Kasus kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kini mengemuka setelah persoalan vaksin palsu yang belum kunjung selesai.
"Ada laporan kartu BPJS palsu tidak bisa dipakai, kami penyelenggara pelayanan kesehatan harus tolong masyarakat. Tentu kartu ini jadi masalah," kata Menteri Kesehatan Nila F Moeloek di sela Rapat Koordinasi Tingkat Menteri terkait vaksin palsu di Jakarta, Selasa (26/7/2016).
Menurut Nila, peredaran kartu BPJS palsu tersebut sebagai masalah baru di dunia kesehatan. Atas berkembangnya kasus itu, Nila telah mengonfirmasi kejadian tersebut ke Direktur Utama BPJS Fahmi Idris. Menteri Kesehatan mengatakan telah meminta BPJS untuk segera membenahi masalah itu.
"Sudah langsung kontak 'by e-mail' ke Pak Fahmi dan kami kemarin sudah ketemu. Itu 'kan masalah uang, masalah iuran, harus diperbaiki," kata dia.
Diberitakan, kasus kartu BPJS palsu ditemukan di Jawa Barat. Kasus bermula di Padalarang setelah Budiyanto (36 tahun) ditolak berobat di RSUD Cibabat, Kota Cimahi, dilatarbelakangi kartu BPJS-nya abal-abal.
Kartu BPJS tersebut diterimanya lewat pendaftaran kolektif yang dikoordinasi oleh seorang oknum. Modusnya, warga diminta membayar iuran Rp100 ribu untuk mendapatkan kartu BPJS palsu itu yang berlaku selama dua tahun.
Tampilan fisik BPJS Kesehatan palsu itu mirip dengan aslinya. Kendati demikian, sistem elektronik BPJS yang ada di sejumlah fasilitas kesehatan tidak dapat membaca barcode yang tercantum di kartu palsu. (Antara)
BPJS Palsu, Warga Diminta Membayar Rp100 Ribu
Esti Utami Suara.Com
Selasa, 26 Juli 2016 | 14:15 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Cak Imin Akui BPJS Kesehatan Belum Bisa Diklaim untuk Pengobatan Judol di Beberapa RS
28 November 2024 | 17:47 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
News | 20:39 WIB
News | 20:34 WIB
News | 19:57 WIB
News | 19:56 WIB
News | 19:49 WIB
News | 19:41 WIB