Suara.com - Jarak rumah Arya Permana dari sekolahnya sekitar 100 meter. Rumah Arya pas di belakang sekolah itu. Namun dia harus berjalan selama 30 menit untuk pulang sekolah.
Jam dinding di SDN Cipurwasari 1, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat tepat menunjukan pukul 12.00 WIB. Waktunya Arya pulang sekolah.
Arya beranjak dari lantai di barisan belakang ruang kelas itu. Empat temannya membantu bocah lelaki 10 tahun itu beranjak berdiri.
"Berat," komentar salah satu teman Arya yang mengenakan baju batik bercorak merah.
Begitu bangun, kepala Arya mendongak dan menghela nafas. Berkaos hijau lengan buntung dan bercelana pendek putih, Arya diam.
"Sesak," jawab dia singkat saat ditanya suara.com alasan dia diam dan menghela nafas dengan cepat.
Begitu irama nafasnya sudah stabil, Arya mulai berjalan. Saban 6 langkah, Arya berhenti. Dia mengaku sesak nafas saat jalan karena harus menopang berat badannya.
"Pegal," keluh Arya. Seperti bocah 10 tahun pada umumnya, Arya tidak banyak mengurai kata. Hanya sepatah dua patah kata yang keluar dari mulutnya saat ditanya.
Saban 6 langkah, Arya berhenti, begitu seterusnya sampai di rumahnya. Sesekali dia duduk dan sempat merebahkan diri di salah satu tempat duduk di rumah tetangga Arya.
Arya menjadi 'selebritis' di media nasional selama 2 bulan terakhir ini. Badannya yang super besar menjadi daya tarik media nasional di Indonesia menyorotnya. Di usianya yang baru menginjak 10 tahun pada 15 Febuari 2016 lalu, Arya sudah mempunyai bobot sampai 190 kg.
Setelah terkenal, banyak pihak yang ingin tahu sosok Arya. Dia diundang ke stasiun TV untuk diwawancara, bahkan saban hari rumahnya disambangi pejabat sampai selebritis. Mereka memberikan bantuan.
Terakhir, Pemkab Karawang memberikan fasilitas pengobatan obesitas. Arya diberikan pengobatan gratis di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Ongkos perawatan sampai transportasi ke rumah sakit ditanggung Pemkab. Di sana Arya diet khusus menurunkan berat badan.
Tapi Arya memilih untuk pulang ke rumahnya di Kampung Pasar Pining. Alasannya Arya ingin sekolah. Sekarang dia duduk di kelas 4 SD.
Selama 2 bulan diet, berat badan Arya turun menjadi 186 kg. Itu timbangan 2 pekan lalu.
"Timbangan sekarang belum tahu, karena saya nggak punya timbangannya. Timbangannya harus yang besar kayak timbangan beras," kata ibunda Arya, Rokayah saat ditemui suara.com di rumahnya, Rabu (20/7/2016).
Di rumah, Arya masih harus diet. Asupan makannya dijaga, dan Arya harus menjalani serangkaian kegiatan yang membuat keringatnya keluar.