Suara.com - Jarak rumah Arya Permana dari sekolahnya sekitar 100 meter. Rumah Arya pas di belakang sekolah itu. Namun dia harus berjalan selama 30 menit untuk pulang sekolah.
Jam dinding di SDN Cipurwasari 1, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat tepat menunjukan pukul 12.00 WIB. Waktunya Arya pulang sekolah.
Arya beranjak dari lantai di barisan belakang ruang kelas itu. Empat temannya membantu bocah lelaki 10 tahun itu beranjak berdiri.
"Berat," komentar salah satu teman Arya yang mengenakan baju batik bercorak merah.
Begitu bangun, kepala Arya mendongak dan menghela nafas. Berkaos hijau lengan buntung dan bercelana pendek putih, Arya diam.
"Sesak," jawab dia singkat saat ditanya suara.com alasan dia diam dan menghela nafas dengan cepat.
Begitu irama nafasnya sudah stabil, Arya mulai berjalan. Saban 6 langkah, Arya berhenti. Dia mengaku sesak nafas saat jalan karena harus menopang berat badannya.
"Pegal," keluh Arya. Seperti bocah 10 tahun pada umumnya, Arya tidak banyak mengurai kata. Hanya sepatah dua patah kata yang keluar dari mulutnya saat ditanya.
Saban 6 langkah, Arya berhenti, begitu seterusnya sampai di rumahnya. Sesekali dia duduk dan sempat merebahkan diri di salah satu tempat duduk di rumah tetangga Arya.