Suara.com - Sebanyak 14 kapal perang Angkatan Laut (AL) Turki dilaporkan masih hilang setelah gagalnya kudeta militer untuk menggulingkan Presiden Tayyip Erdogan, Jumat, 15 Juli pekan lalu. Komandan AL Turki, Laksamana Veysel Kosele juga masih hilang dan tidak bisa dihubungi sejak Jumat malam.
Belum jelas, apakah Veysel juga ikut ambil bagian dalam kudeta atau ditangkap secara paksa setelah sejumlah media setempat melaporkan bahwa dirinya diperdaya untuk naik ke salah satu kapal yang hilang. Kabarnya, ia diberi laporan bahwa ada sebuah serangan teroris.
Lansiran the Times, keempatbelas kapal yang hilang sedang aktif bertugas, baik di Laut Aegea maupun di Laut Hitam pada hari Jumat. Mereka tidak kembali ke pelabuhan meski bisa dipantau dengan radar dari satelit.
Ada spekulasi yang muncul bahwa kapal-kapal tersebut mungkin berlayar ke pelabuhan-pelabuhan Yunani, di mana para pelaut bisa meminta suaka politik.
Pemerintah Turki menolak berkomentar tentang isu tersebut. Namun, mereka mengatakan, "Kami menyelidiki keberadaan kelompok-kelompok yang mungkin mencoba membajak helikopter atau memulai serangan baru terhadap demonstran aksi damai dan gedung-gedung pemerintahan".
Sementara itu, delapan anggota militer lain yang melarikan diri dengan helikopter menuju Yunani dikabarkan telah mendapatkan suaka di negara tersebut. Hari ini, mereka akan menghadap pihak imigrasi Yunani di Kota Alezandroupolis, untuk wawancara pengajuan suaka mereka.
Salah satu kuasa hukum mereka mengatakan, para anggota militer ini membantah keterlibatan dalam upaya kudeta hari Jumat. Mereka berdalih menggunakan helikopter untuk membawa korban luka, namun malah ditembaki polisi. Akhirnya mereka memutuskan untuk melarikan diri.
Otoritas Yunani mengatakan, pengajuan suaka mereka akan ditinjau dengan hukum internasional. Kendati demikian, dugaan keterlibatan mereka dalam kudeta akan pula diperhitugkan. Kamis (21/7/2016), delapan ornag tersebut juga akan diadili karena masuk Yunani secara ilegal.
Sementara itu, Komandan Angkatan Udara Turki Akin Ozturk mengakui kepada kejaksaan bahwa dirinya terlibat dalam kudeta, demikian dilaporkan kantor berita Anadolu.
Pada Selasa, (19/7/2016), sejumlah pejabat tinggi yang terlibat dalam upaya kudeta, termasuk Ozturk, terlihat dalam rekaman digelandang sejumlah petugas dengan borgol di tangan. Mereka diminta menyebut nama dan pangkat mereka sebelum diinterogasi.
Seperti diketahui, lebih dari 200 orang tewas setelah sebuah faksi militer Turki melancarkan upaya kudeta pada Jumat malam dengan cara memblokade jembatan di Selat Bosphorus, mencoba membajak bandara Ataturk, dan mengerahkan tank ke gedung parlemen di Ankara.
Sebelumnya, Jenderal Ozturk membantah terlibat dan mengaku justru sebaliknya, dia berupaya menghentikan kudeta. Presiden Tayyip Erdogan menuding Fethullah Gulen, ulama yang pernah menjadi sekutunya dulu, sebagai otak dari kudeta ini. Namun, Gulen membantah dan mencurigai bahwa Erdogan-lah yang merancang kudeta tersebut. (Dailymail)
Misteri Hilangnya Empat Belas Kapal Perang Turki Pascakudeta
Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 20 Juli 2016 | 19:12 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI