Komjen Suhardi akan Beri Perhatian Khusus Pada Keluarga Teroris

Rabu, 20 Juli 2016 | 16:19 WIB
Komjen Suhardi akan Beri Perhatian Khusus Pada Keluarga Teroris
Presiden Joko Widodo memimpin pelantikan jabatan Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/7). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Suhardi Alius yang baru saja dilantik mengaku penanganan kasus terorisme tidak mudah, karena yang dihadapi adalah faham radikal yang tertanam dalam pikiran seorang teroris. Hal itu disampaikan Suhardi menanggapi perkembangan gerakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) setelah Santoso tewas. 
 
"Sebagaimana juga disampaikan Pak Kapolri, ini adalah masalah ideologi, memang tidak gampang untuk merubahnya. Kami akan mengedepankan konsep deradikalisasi dan juga anti radikalisasi," kata Suhardi kepada wartawan di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/7/2016). 
 
Dia menjelaskan, deradikalisasi ditujukan untuk orang-orang yang memiliki faham radikal. Sedangkan program anti radikalisasi dicanangkan bagi orang-orang yang berpotensi atau belum tersentuh faham radikal. 
 
"Kami akan maksimalkan konsep deradikalisasi dan anti radikalisasi, dan akan merangkul semua, termasuk LSM, ormas yang punya potensi termasuk pemimpin komunitas agama pun akan dilibatkan untuk itu. Sehingga betul-betul di tanggung jawab nasional kami buatkan. Leading sectornya ada di BNPT," ujar dia.
 
Selain itu yang selama ini luput dari perhatian adalah keluarga terduga teroris. Suhardi menyatakan akan memberikan perhatian pada keluarga teroris. 
 
"(keluarga teroris) juga termasuk sasaran. Selama ini kan mungkin termarjinalkan," tutur dia.
 
Dia menambahkan, Presiden Joko Widodo memerintahkan dirinya untuk menggalakkan program deradikalisasi.
 
"Sejalan dengan apa yang disampaikan Pak Kapolri, bahwa program deradikalisasi tetap akan kita perkuatkan. Tapi juga bagaiamanapun masalah ideologi, masalah radikal ini tidak mudah untuk mengubah mindsetnya. Oleh sebab itu, konsep persuasif tetap kami laksanakan di samping konsep yang keras untuk masalah penindakan hukum dan sebagainya," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI