Kisah Tinombala Akhiri Riwayat Gembong Teroris Santoso

Suwarjono Suara.Com
Selasa, 19 Juli 2016 | 19:24 WIB
Kisah Tinombala Akhiri Riwayat Gembong Teroris Santoso
Polisi berjaga di dekat dua peti jenazah yang salah satunya untuk terduga teroris Santoso, di depan Ruangan Instalasi Forensik RS Bhayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (19/7/2016). [Antara/Fiqman Sunandar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Riwayat Santoso alias Abu Wardah, pemimpin kelompok sipil bersenjata yang melakukan sejumlah teror di Poso, Sulawesi Tengah, tamat, setelah sejumlah peluru menembus tubuhnya pada kontak senjata dengan personel Satgas Operasi Tinombala, Senin (18/7) petang.

"Dari hasil pemeriksaan identifikasi luar, saya selaku kepala operasi menyatakan bahwa hasil kontak tembak kemarin, salah satu korbannya adalah DPO gembong teroris Santoso. Sekarang tinggal menunggu hasil tes DNA saja," kata Kepala Satgas Operasi Tinombala Kombes Pol Leo Bona Lubis kepada wartawan di Palu, Selasa.

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber di lingkungan Satgas Operasi Tinombala menyebutkan pada Senin sekitr pukul 16.00 WITA, kelompok personel satgs dengan sandi Alfa-29 yang beranggotakan sembilan orang prajurit Yonis Brigif 9 Divisi 2 Kostrad sedang melaksanakan patroli di sebuah pegunungan sekitar Desa Tambarana yang cukup jauh dari desa.

Tim itu menemukan sebuah gubuk dan melihat beberapa orang tidak dikenal sedang mengambil sayur dan ubi untuk menutup jejak. Mereka juga menemukan jejak di sungai dan terlihat tiga orang di sebelah sungai namun langsung menghilang.

Tim satgas ini kemudian berupaya mendekati orang-orang tak dikenal (OTK) itu dengan senyap. Setelah berada dalam jarak sekitar 30 meter, mereka kemudian terlibat kontak senjata dengan lima OTK selama sekitar 30 menit. Setelah dilakukan penyisiran usai baku tembak, ditemukan dua jenazah dan sepucuk senjata api laras panjang sedang tiga OTK lainnya, dua di antaranya perempuan, berhasil melarikan diri.

Kedua jenazah tersebut kemudian dievakuasi pada Selasa pagi ke Mapolsek Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bhakti, Danrem 132/Tadulako Kol Inf Saleh Mustafa dan Kepala Satgas Operasi Tinombala Kombes Pol Leo Bona Lubis telah menunggu di Mapolsek tersebut.

Hanya beberapa menit di Mapolsek Tambarana, jenazah kedua buronan dalam kasus terorisme itu diterbangkan dengan sebuah helikopter menuju Bandara Mutiara Palu.

Sekitar pukul 13.30 Wita, mobil ambulans yang membawa kedua jenazah itu masuk RSU Bhayangkara Palu, dimana sejumlah personel DVI (disaster victims identification) Mabes Polri telah menunggu untuk melakukan identifikasi mendalam, termasuk pemeriksaan DNA.

Komandan Satgas Operasi Tinombala Leo Bona Lubis yang didampingi Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bhakti Aparat akhirnya menjawab pertanyaan yang menggelantung di benak wartawan sejak Senin malam apakah benar korban tembak itu adalah Santoso, gembong teroris yang paling dicari aparat keamanan Indonesia selama ini.

"Dari hasil pemeriksaan identifikasi luar, saya selaku kepala operasi menyatakan bahwa hasil kontak tembak kemarin, salah satu korbannya adalah DPO Santoso," kata Leo yang disambut kata 'alhamdulillah' oleh puluhan wartawan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI