Mabes Polri belum dapat menyatakan salah satu jenazah yang tewas dalam baku tembak di Hutan Tambarana Poso Pesisir Sulawesi Tengah adalah Santoso.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya memilih menunggu hasil tes deoxyribonucleic acid (DNA) untuk memastikan hal tersebut.
"Iya untuk itu, Saya tidak bisa mengatakan 100 persen, kalau 99 persen silakan. Harus ada pencocokan tes DNA," kata Boy di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (19/7/2016).
Boy menjelaskan bahwa pencocokan hasil DNA, pihaknya telah menyiapkan sampel DNA dari anak Santoso. Dimana akan dicocokan oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri yang saat ini telah berada di Palu, Sulawesi Tengah.
"Iya itu sekiranya kita tunggu tiga sampai empat hari nanti untuk DNA,"ujar Boy.
Diketahui sebelumnya, ada dua orang yang tewas dalam proses kontak senjata antara Satgas Operasi Tinombala Poso dengan kelompok sipil bersenjata jaringan Santoso, Senin (18/7/2016) malam.
Aksi tembak di pegunungan Desa Tambrana, Kabupaten Poso ini, berlangsung selama setengah jam. Setelah dilakukan penyisiran ditemukan dua jenazah, dimana salah satu jenazahnya diduga kuat adalah sang pemimpin Santoso karena memiliki kemiripan yaitu tahi lalatnya.