Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi mengungkapkan lima orang yang baku tembak dengan tim Satgas Operasi Tinombala di daerah Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (18/7/2016) kemarin, dua diantaranya adalah perempuan. Dua perempuan itu adalah istri terduga teroris Santoso dan istri Basri.
Dalam kontak senjata itu, dua orang dari kelompok terduga teroris tewas ditembak, mereka diduga kuat adalah Santoso dan tangan kanan Santoso bernama Basri.
"Dari yang lima orang (yang kontak senajata dengan tim Tinombala) itu ada istrinya Santoso, dan istrinya Basri," kata Rudy kepada wartawan usai menghadiri pengarahan dari Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/7/2016).
Dia menjelaskan, dari lima orang kelompok terduga teroris tersebut dua orang yang diduga kuat Santoso dan Basri tewas tertembak, sedangkan tiga orang berhasil lolos. Ketiga orang yang melarikan diri itu adalah istri Santoso, istri Basri dan satu lelaki yang belum teridentifikasi.
"Mereka lolos karena saat terjadi kontak senjata cuaca buruk dan hari sudah gelap. yang tiga ini belum sempat kontak senjata dengan tim Tinombala," ujar dia.
Rudy menjelaskan, dari 21 daftar pencarian orang (DPO) diduga jaringan teroris kemmpok Santoso cs telah terpecah menjadi dua kelompok. Salah satu kelompok lima orang yang dipimpin oleh Santoso dan Basri, sedangkan kelompok lainnya berjumlah 16 orang yang dipimpin oleh seorang bernama Ali Kalora.
"Begini, dalam DPO 21 itu terpecah jadi dua. Kelompok pertama 16 orang dipimpin Ali Kalora, kelompok kedua berjumlah lima orang yang dipimpin Santoso dan Basri. Di kelompok 16 ini ada Ali Kalora yang memimpin bersama istri," tutur dia.
Dia menambahkan, untuk tiga orang yang melarikan diri tengah dalam pengejaran oleh tim Satgas Tinombala.
"Mereka sedang dikejar tim Alfa (Pasukan 515 Kostrad TNI) yang lain. Saya juga beri bantuan dari tim-tim yang lain untuk mengejar," kata dia.