Isu 10 Juta Tenaga Cina, Ahok: Mau Kerja di Mana? Bersihin Got?

Selasa, 19 Juli 2016 | 12:18 WIB
Isu 10 Juta Tenaga Cina, Ahok: Mau Kerja di Mana? Bersihin Got?
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mempertanyakan data yang menyebutkan ada sekitar 10 pekerja asal negeri Cina yang akan menyerbu Indonesia khususnya Jakarta. 
 
"10 juta dari mana? Itu kan gosip politik saja," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/7/2016).
 
Ahok mengatakan, target pemerintah dalam menarik wisatawan mancanegara saja tidak mencapai 10 juta orang.
 
 "Kamu kira 10 juta orang datang sebanyak orang Jakarta? Dia mau nampung (dipekerjakan) kemana? Bersihin got?," kata Ahok sambil tertawa. 
 
"Itu kamu cek saja, ini tenaga kerja asing di Jakarta cuma beberapa ribu sih. 10 juta mah itu omongan dari siapa? politik kan? calon Gubernur DKI," Ahok menambahkan. 
 
Sebelumnya Yusril Ihza Mahendra yang berhasrat menjadi Gubernur DKI tahun 2017-2022 mengatakan Indonesia akan diserbu oleh tenaga kerja asing. Hal ini setelah adanya kebijakan bebas visa yang diterapkan pemerintah pusat.
 
"Masalah pekerja Cina di negara kita ini terkait dengan kebijakan bebas visa, sehingga kedatangan mereka tidak bisa dibendung. Sementara warga kita harus dapat visa untuk datang ke Tiongkok kecuali Hongkong dan Macau," ujar Yusril dalam keterangannya Senin (18/7/2016) malam.
 
Mantan Menteri Hukum dan HAM itu juga menyinggung sikap Menaker Hanif Dhakiri yang dinilainya sudah gagal memberikan penjelasan yang memuaskan atas membanjirnya tenaga kerja Tiongkok di dalam negeri.
 
Mereka kata Yusril justru sibuk memberikan bantahan rumor angka 10 juta pekerja Tiongkok yang mereka sebut sebagai kebohongan. Angka tersebut menurutnya adalah target kedatangan wisatawan asal Cina ke Indonesia.
 
Padahal target kedatangan 10 juta wisatawan juga tak ada dalam proyeksi pemerintah dalam beberapa tahun mendatang.
 
"Angka 10 juta memang bisa diperdebatkan. Tapi jumlah itu bisa saja terjadi dalam beberapa tahun ke depan sejalan dengan kian membesarnya pinjaman proyek dan "investasi" Cina di negeri kita," katanya. 
 
"Ini persoalannya bukanlah jumlah angka 10 juta, tetapi masalah kesempatan kerja rakyat kita sendiri yang dirampas pekerja kasar dari Cina dengan makin besarnya pinjaman dan "investasi" Cina di sini. Pinjaman dan "investasi" itu akhirnya hanya untuk menciptakan lapangan kerja buat rakyat Cina sementara rakyat kita tak mendapat manfaat apa-apa," Yusril menambahkan. 

REKOMENDASI

TERKINI