Suara.com - Sebuah foto yang diduga memperlihatkan puluhan tentara Turki berbaring setengah telanjang dengan tangan terikat beredar di dunia maya. Foto tersebut muncul setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa dirinya akan "membersihkan" negara dari "virus" yang menjadi dalang kudeta militer.
Ada kekhawatiran bahwa Erdogan akan menghukum secara brutal mereka yang bertanggungjawab atas kudeta militer di Ankara dan Istanbul, Jumat pekan lalu.
Erdogan sudah menangkap 6.000 orang setelah kudeta yang menemui kegagalan tersebut. Ia juga masih mempertimbangkan untuk memberikan hukuman mati, sebuah hukuman yang sudah tak lagi digunakan di negara tersebut sejak tahun 1984. Kolonel Ali Yaziki, salah satu ajudan militer Erdogan, turut ditangkap atas tuduhan makar.
Jumlah korban tewas yang jatuh dalam kudeta mencapai 290 orang, berdasarkan data kementerian luar negeri. Lebih dari 100 korban tewas merupakan pelaku kudeta.
"Kami akan terus membersihkan virus dari dalam institusi pemerintah, karena virus ini telah menyebar. Seperti kanker, virus ini telah menyelimuti negara ini," kata Erdogan dalam sebuah upacara pemakaman salah satu korban kup.
"Kami berjalan dengan kerudung pemakaman kami dan kami akan berhadapan dengan para pembunuh ini, sekte ini, para pengikut Fethullah (Gulen) ini," ujar Erdogan.
Seperti diketahui, Erdogan menuduh mantan sekutunya, ulama Fethullah Gulen, sebagai otak dari kudeta. Namun, Gulen membantah terlibat dan menuduh rezim Erdogan amat manipulatif sehingga mungkin saja sang presiden sendiri yang merencanakan kudeta tersebut.
Sejumlah foto lain yang beredar di dunia maya memperlihatkan kebrutalan warga sipil mengeroyok para tentara yang berupaya melakukan kudeta. Di satu foto, terlihat sekelompok lelaki menendangi seorang tentara yang terbaring di tanah seraya melindungi kepala dengan tangannya.
Perdana Menteri Binali Yildirim memperingatkan bahwa para tentara akan "membayar mahal" atas apa yang mereka lakukan. Ia juga mendesak rakyat untuk tetap turun ke jalan untuk mendukung Erdogan. (Independent)