Ibu Duga Anaknya Divaksin Palsu, Tapi Dokter Bilang Alergi Susu

Senin, 18 Juli 2016 | 15:10 WIB
Ibu Duga Anaknya Divaksin Palsu, Tapi Dokter Bilang Alergi Susu
Posko pengaduan vaksin palsu di RSIA Sayang Bunda, Pondok Ungu, Bekasi. (Suara.com/Ummi Hadyah Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nur Hidayah (35) tak menyangka putra keduanya diduga diimunisasi dengan vaksin palsu di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Bunda.

Menurut daftar yang dirilis Kementerian Kesehatan, RSIA Sayang Bunda merupakan satu dari 14 rumah sakit yang diduga menerima pasokan vaksin palsu.

Setelah mengetahui hal tersebut, Nur pun langsung mengingat bahwa putranya pernah mengalami bintik-bintik merah sejak diberikan vaksin imunisasi pertama. Ia khawatir, efek tersebut merupakan dampak dari vaksin palsu.

"Kalau dari pertama dikasih imunisasi ada efek bintik-bintik merah, cuma kita kan nggak tahu itu vaksin palsu," ujar Nur kepada Suara.com di RSIA Sayang Bunda, Bekasi, Senin (18/7/2016).

Tak hanya itu, ibu dua anak itu juga menuturkan, pada usia tujuh bulan putranya mengalami kondisi badan panas, gatal-gatal hingga mengalami bengkak selama seminggu.

"Pas tujuh bulan habis di vaksin badanya ko panas, terus bentol-bentol sampai bengkak. Waktu muncul vaksin palsu, kemungkinan bintik-bintik hingga bentol itu dari vaksin palsu. Awalnya mikirnya dari susu dan makanan, karena kata dokternya karena alergi susu atau alergi makanan," ceritanya.

Lebih lanjut Nur menuturkan, putranya yang kini berusia setahun, telah mendapatkan vaksinisasi lengkap di RSIA Sayang Bunda. Vaksin yang telah diberikan yakni vaksin vaksin BCG, Campak, Hepatitis, Polio, hingga vaksin untuk radang paru yang sudah diberikan dengan harga yang terbilang tidak murah.

Nur menambahkan, usai diberikan vaksinasi ulang, putranya akan diberikan vaksinasi tambahan. Pasalnya dirinya baru mendapatkan satu vaksinasi. Sementara masih ada dua vaksin yang belum diberikan pihak RSIA Sayang Bunda.

"Anak saya kan yang ketahuan di sini kan Pediacel, sementara itu sudah 3 kali vaksin. Jadi untuk kelanjutannya bulan depan katanya dikabari lagi dari dinas kesehatan," ungkapnya.

REKOMENDASI

TERKINI