Pembunuh 3 Polisi AS Ternyata Eks Marinir Veteran Perang Irak

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 18 Juli 2016 | 11:23 WIB
Pembunuh 3 Polisi AS Ternyata Eks Marinir Veteran Perang Irak
Sebuah mobil Sheriff di Baton Rouge dengan sejumlah lubang peluru di jendelanya. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Identitas tersangka penembakan yang menewaskan tiga polisi di Baton Rouge, Louisiana, Amerika Serikat, hari Minggu (17/7/2016) terungkap. Tersangka, sebagaimana dilansir Reuters, merupakan mantan marinir AS berpangkat sersan yang pernah meraih medali penghargaan.

Tersangka, yang berpakaian hitam dan bersenjatakan sepucuk senapan, tewas akibat tertembus timah panas dalam baku tembak dengan polisi. Mayor Kip Holden dari kepolisian Baton Rouge mengatakan, tersangka menyerang para polisi dengan "gaya penyergapan".

Dua dari tiga korban merupakan petugas dari kepolisian Baton Rouge, sementara seorang lainnya merupakan deputi sheriff. Sementara itu, seorang deputi sheriff lainnya mengalami luka parah. Seorang polisi dan satu deputi lainnya mengalami luka ringan.

Kepala Negara Bagian Louisiana, Kolonel Mike Edmonson, dalam konferensi persnya mengatakan bahwa tersangka beraksi sendiri. Ini berlawanan dengan informasi sebelumnya yang mengatakan bahwa polisi tengah mengejar tersangka lain.

Belum diketahui apakah insiden ini ada kaitannya dengan insiden tewasnya lima polisi di Dallas pekan lalu, dan kerusuhan yang dipicu kematian dua lelaki kulit hitam, Alton Sterling (37) di Baton Rouge, pada 5 Juli, dan Philando Castile (32), dekat St. Paul, Minnesota, pada 6 Juli.

Polisi Baton Rouge tidak menyebutkan nama tersangka. Namun, seorang pejabat pemerintah kepada Reuters mengatakan bahwa pelaku teridentifikasi sebagai Gavin Long, warga Kansas City, Missouri. Long, si lelaki kulit hitam, disebutkan oleh sebuah media lain berusia 29 tahun.

Berdasarkan catatan militer yang dirilis Pentagon, Long pernah menjadi marinir sejak Agustus 2006 hingga Agustus 2010 dan berpangkat terakhir sersan. Ia pernah ditugaskan di Irak pada bulan Juni 2008 hingga bulan Januari 2009. Ia pernah menerima sejumlah medali dan pujian.

Polisi belum mau berspekulasi soal motif di balik serangan.

Berdasarkan penelusuran di media sosial, nama Gavin Long terhubung ke sebuah tautan video Youtube yang berisi rekaman seorang lelaki yang mengaku muak dengan perlakuan pihak berwenang terhadap orang kulit hitam. Ia mengatakan, hanya kekerasan dan desakan keuangan yang bisa mengubah keadaan tersebut. Si lelaki juga mengaku pernah bergabung dengan aksi protes di Dallas. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI