Suara.com - Mohammed Lahouaiej Bouhleal, pelaku teror truk di kota Nice, Prancis yang menewaskan 84 orang ternyata bukan muslim. Hal ini diketahui dari keterangan Walid Hamou, kerabat Hajer Khalfallah, istri Bouhleal.
"Dia bukan muslim," kata Walid seperti dikutip laman Metro.
"Dia memukul istrinya, keponakan saya, dia orang yang kasar.Dia tidak pergi ke Masjid, tidak salat, bahkan tidak puasa saat Ramadan. Dia juga minum alkohol, makan daging babi dan obat-obatan terlarang. Ini hal yang dilarang Islam," lanjut Walid.
Menurut Mondher, adik ipar Bouhleal, pelaku sudah bertahun-tahun berobat ke psikolog sebelum hijrah dari kampung halamannya di Tunisia ke Prancis 2005 silam.
"Dia punya masalah kejiwaan yang membuatnya terlihat tegang. Dia sering sekali marah-marah, berteriak dan mengahncurkan yang ada di sekelilingnya," sambung Mondher.
Sejauh ini, otoritas Prancis belum menemukan bukti Bouhleal terlibat dengan jaringan teroris, meskipun kelompok militan ISIS klaim bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Bouhlel lahir di Msaken, sekitar 10 kilometer dari luar kota pesisir Sousse, Tunisia. Di wilayah tersebut pernah terjadi seorang lelaki bersenjata menewaskan 38 orang, sebagian besar wisatawan Inggris, tahun lalu. Banyak warga kota Msaken bermigrasi ke Nice. Total orang Tunisia mencapai sekitar 130.000 orang.
Sementara kerabat dan tetangga dekat di Msaken mengatakan Bouhlel adalah orang yang suka olahraga, sportif dan tidak menunjukkan tanda-tanda pemikiran radikal. Termasuk saat ia kembali ke Msaken untuk menghadiri pernikahan adiknya empat tahun lalu.
Sementara saudara Bouhlel, Jabeur ragu adiknya melakukan hal segila ini.
"Mengapa saudara saya akan melakukan sesuatu seperti ini?. Kami telah mencoba menghubunginya sejak kemarin malam tapi dia tidak menanggapi," ujarnya. (Metro)