Suara.com - Kasus tabrakan yang mengakibatkan seorang warga yang juga alumni STAN meninggal dunia pada tanggal 1 Juli 2017 menyadarkan masyarakat tentang masih lemahnya kesadaran pengendara terhadap keselamatan para pejalan kaki.
Di satu sisi, kata aktivis Koalisi Masyarakat Peduli Pejalan Kaki Whardana, perlu peningkatan fasilitas publik bagi pejalan kaki, seperti tempat penyeberangan (zebra cross) di sekitar jalan raya, untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Sementara aparat kepolisian perlu terus didorong untuk memberi hukuman yang setimpal kepada pelaku atau penabrak, sesuai prosedur hukum yang berlaku, katanya.
Karena itu, Koalisi Masyarakat Peduli Pejalan Kaki Whardana akan melakukan aksi damai berupa sosialisasi road safety kepada masyarakat umum yang sedang melakukan car free day di kawasan Bintaro, Sektor 7, Tangerang Selatan.
Aksi damai tersebut akan berlangsung pada Minggu (17/7/2016)jam 06.30 WIB sampai selesai.
Adapun tujuan dari aksi damai ini adalah meminta polisi mengusut kasus kecelakaan yang menyebabkan seorang alumni STAN meninggal dunia. Polisi diminta serius dan berharap pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya.
Selain itu, koalisi juga mengajak untuk berkendara dengan aman. Mereka juga mengajak para pengendara untuk menghormati pejalan kaki. Aksi ini juga sekaligus untuk ungkapan bela sungkawa.
"Nyawa tidak bisa kembali. Dukungan untuk penyediaan fasilitas keselamatan pejalan kaki di kawasan Bintaro Jaya," kata dia.
Whardana mengatakan partisipasi media menjadi sangat penting untuk penegakan keadilan bagi keluarga korban dan terwujudnya fasilitas publik bagi pejalan kaki.