Suara.com - Perdana Menteri China Li Keqiang, menyerukan kerja sama sejagat lebih erat untuk melawan terorisme, kata kantor berita pemerintah, Sabtu (16/7/2016). Hal ini dilakukan raksasa Asia itu sambil mencari dukungan internasional lebih besar untuk perjuangan anti-terorismenya.
Saat berpidato di Pertemuan Puncak Asia-Eropa, Li mengatakan, berbagai macam tantangan keamanan yang lazim dan yang tidak biasa, masih menonjol meskipun kawasan itu secara umum masih tenang dan damai.
"Terorisme adalah tantangan bersama setiap negara. Negara mesti bekerja sama erat untuk memerangi terorisme dan membangun masyarakat sangat terbuka serta toleran, sehingga bisa membasmi lahan tempat mereka bertumbuh," kata Li.
Cina mencari dukungan Barat untuk "peperangannya melawan teror" sejak serangan Paris pada November tahun lalu. Ratusan orang terbunuh dalam beberapa tahun terakhir di Xinjiang, bagian barat Cina, yang merupakan kampung halaman suku Uigur yang kebanyakan adalah kaum Muslim.
Pemerintah menyalahkan kekerasan tersebut pada kelompok keras Islam yang ingin mendirikan negara merdeka yang disebut Turkestan Timur. Namun kelompok Hak Asasi Manusia mengatakan, penerapan kebijakan yang menekan oleh Beijing di kawasan itulah yang menyulut kemelut, suatu tuduhan yang ditampik oleh pemerintah.
Negara Barat secara umum enggan membagi informasi intelijen dengan Cina ataupun bekerja sama. Sementara pakar independen untuk masalah Uigur mengatakan bahwa Cina hanya mempunyai sedikit bukti mengenai kumpulan kelompok garis keras, yang beroperasi di Xinjiang. (Antara)