Suara.com - Presiden Turki Tayyip Erdogan pada hari ini, Sabtu (16/7/2016) mengecam usaha kudeta militer hingga menyebabkan kematian sedikitnya 194 orang dan seribu lainnya terluka.
Jumat malam, Ankara dan Istanbul terkena bom, serangan udara dan tembakan dari faksi angkatan bersenjata dan diduga mencoba merebut kekuasaan pemerintahan Erdogan.
Tank mengambil posisi kunci di jembatan di Istanbul. Tentara berada di jalan-jalan dan jet tempur muncul di langit Ankara.
Sebuah faksi tentara menyatakan bahwa "dewan perdamaian" sekarang yang menjalankan negara, dan akan ada jam malam dan darurat militer.
Faksi itu kemudian mengatakan telah meluncurkan kudeta "untuk memastikan dan memulihkan ketertiban konstitusional, demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan."
Sebagai tanggapan, Presiden Erdogan berpidato di televisi dan mendesak rakyat turun ke jalan untuk menentang pemberontakan.
Parlemen Turki dan bangunan presiden diserang Jumat malam. Anggota parlemen bersembunyi di tempat penampungan.
Pemerintah Erdogan mengatakan kudeta itu telah "digagalkan oleh rakyat Turki dalam persatuan dan solidaritas."
Sebanyak 2.839 anggota angkatan bersenjata telah ditangkap dan kudeta telah berakhir, seperti dikatakan para pejabat namun belum bisa dikonfirmasi. (Metro)