Suara.com - Ketua Forum Korban Vaksin Palsu Rumah Sakit Sayang Bunda, Bekasi, Jawa Barat, Teja Yulianto menyayangkan kurangnya komunikasi dari manajemen RS Sayang Bunda. Sejak kasus peredaran vaksin palsu terungkap ke publik, pihak rumah sakit kata dia seperti ingin lepas dari tanggung jawab.
"Nggak ada tanggung jawab sama sekali dan nggak ada perikemanusiaan. Kami ingin ketemu salah satu dokternya saja nggak bisa dihadirkan. Saya kontak nomor HP nggak aktif. Dokter Florence yang menangani anak saya," kata Teja dalam diskusi bertajuk 'Jalur Hitam Vaksin Palsu' di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7/2016).
Menurut Teja para orangtua hanya ingin mendapatkan penjelasan soal dampak vaksin palsu bagi anak. Meskipun sejauh ini, kondisi anak mereka masih baik-baik saja.
"Kami tanyakan dampak vaksin yang disuntikkan, dampak jangka pendek dan panjang tapi nggak ada satu pun yang bisa jawab," ujarnya.
Teja juga mempertanyakan maksud diadakannya pertemuan dengan orang tua yang berlangsung kemarin. Menurut dia, hal itu sia-sia karena para orangtua tak mendapatkan penjelasan.
"Jangan ada kebohongan karena menyangkut nyawa manusia, bayi sebagai generasi penerus," ucapnya.
Penyidik Bareskrim Mabes Polri telah menetapkan 23 orang sebagai tersangka dari kasus ini. Dari 23 nama, terdapat sejumlah distributor, dokter, bidan, dan perawat. Kemungkinan, jumlah tersebut akan terus bertambah.