Adapun event, Sungailiat Triathlon hingga Festival Pesona Serumpun Sebalai Nusantara, semua sudah digarap secara konsisten.
"Kalau Babel serius, pariwisatanya pasti cepat tumbuh. Kebetulan, gubernurnya termasuk yang peduli dengan pariwisata," Arief.
Menpar menegaskan kepada Gubernur Babel betapa pentingnya membuat event berskala internasional. Bagi dia, ini adalah cara yang paling cepat dan mudah untuk memperkenalkan pariwisata Babel ke seluruh penjuru dunia.
"Begitu Babel dijadikan satu dari 10 top destinasi prioritas, maka semua harus dibuat standar internasional. Koreografer international, designer harus profesional, atraksinya kelas dunia. Pertama-tama bisa mengundang Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Pokoknya serumpun," ucapnya menjelaskan.
Arief melanjutkan, "Pariwisata merupakan kedekatan, proximity. Kedekatan jarak, kedekatan emosional, kedekatan budaya dan tradisi, kedekatan ideologi, dan kedekatan spiritual. Singapura, Brunei, dan Malaysia sama-sama serumpun. Ada kedekatan budaya dan juga jarak. Budayanya sama, jaraknya nggak jauh. Tidak sampai 3 jam sudah sampai Bangka Belitung. Itu adalah pasar yang bisa cepat digarap dan menghasilkan wisman,".
Pengalaman yang sama bisa dilihat dari momen gerhana matahari total (GMT) beberapa waktu lalu. Saat dikemas, dipromosikan, disebarluaskan, dan dieksplorasi sensasi pariwisatanya, GMT yang ditargetkan akan dikunjungi 100.000 orang, ternyata menghasilkan 400.000 wisman lebih.
Total nilai ekonomi selama GMT 2016 di lima kota Babel menembus Rp 109,5 miliar atau 30 persen melebihi target yang ditetapkan Kempar: Rp 84 miliar.
"Itulah pentingnya sentuhan pemasaran," kata Arief.