Suara.com - Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat Dewan Pimpinan PKS Fahmy Alaydroes turut prihatin dengan derita obesitas ekstrem yang diderita Arya Permana (10). Arya merupakan bocah asal Karawang yang sekarnng menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, karena masalah kegendutan.
"Kita turut prihatin dan ikut empati kepada ananda Arya. Semoga dapat kembali normal dan sehat," kata Fahrmy melalui pesan tertulis kepada Suara.com, hari ini.
Menurutnya, dari kasus tersebut ada beberapa hikmah yang patut diambil.
"Pertama, bahwa fisik anak akan tumbuh dan berkembang berdasarkan asupan makanan atau gizi yang dikonsumsinya. Bila tidak proporsional dan berlebihan, tentu akan menyebabkan kelebihan berat badan yang melewati batas normal. Agama Islam mengajarkan supaya kita tidak berlebihan dalam makan dan minum," kata dia.
Kedua, menurut Fahmy, kurangi makan makanan yang kurang sehat atau kurang baik bagi anak.
"Ananda Arya, menurut kabar, sangat sering mengonsumsi makanan atau minuman kemasan atau instan dalam jumlah yang banyak. UNICEF, WHO dan ASEAN melakukan kerjasama penelitian pada anak-anak di Asia Tenggara. Dan hasilnya, untuk di Indonesia, anak-anak mengalami dua persoalan besar: ada 12 persen anak mengalami kelebihan berat badan dan 12 persen kurang gizi," kata Fahmy.
Menurutnya, risiko kelebihan berat badan terjadi dengan naiknya peningkatan akses ke junk food dan minuman kemasan serta aktivitas fisik dan gaya hidup yang tidak aktif atau kurang bergerak.
"Pemerintah seharusnya melakukan pembinaan dan sekaligus pengawasan yang ekstra ketat terhadap berbagai produk junk food ini," tuturnya.
Fahmy menambahkan pembinaan tersebut harus dilakukan secara intensif dan sistemis melalui jalur pendidikan formal dan informal. Pengawasan ketat harus dilakuan terhadap produksi makanan dan minuman rendah gizi dan mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh
"Bila tidak, boleh jadi kita akan kehilangan generasi," katanya.