Tugas Tito Dinilai Lebih Berat Ketimbang Kapolri Lain, Kenapa?

Jum'at, 15 Juli 2016 | 18:55 WIB
Tugas Tito Dinilai Lebih Berat Ketimbang Kapolri Lain, Kenapa?
Calon Kapolri terpilih Komjen Tito Karnavian usai menghadiri acara laporan paparan kesatuan di Rupatama Mabes Polri, Rabu (13/7). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah, mengatakan, Kapolri Jendral Tito Karnavian akan mengemban tugas yang jauh lebih berat dibandingkan beberapa Kapolri sebelumnya.

"Selamat kepada Pak Tito, tetapi sekali lagi saya ingatkan kepada beliau, kita tahu bahwa harapan kepada Pak Tito ini lebih besar daripada Kapolri yang pernah ada, terutama dalam fase kepemimpinan Pak SBY dan Pak Jokowi dalam13 tahun belakangan ini," kata Fahri, di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (15/7/2016).

Pernyataan Fahri tersebut didasarkan pada fakta, bahwa untuk pertama kalinya seorang Kapolri muda akan memimpin sebuah institusi yang di dalamnya terdapat banyak senior. Fahri mengatakan, Kepolisian merupakan inti dari penegakan hukum di Indonesia.

"Harapan kepada Pak Tito itu lebih besar,  harapan lebih besar ini keluar dari fakta bahwa ini untuk pertama kali seorang polisi muda, bisa saya bilang jenderal muda, dipilih melompati senior-seniornya untuk memimpin lembaga penegakan hukum yang merupakan inti dari penegakan hukum di republik kita ini," tutur Fahri.

Fahri melanjutkan, Tito mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kepada publik, bahwa generasi muda bisa membawa perbaikan di tubuh Polri. Katanya, selama ini publik mengasumsikan bahwa kebangkitan generasi muda akan berimplikasi pada lahirnya sebuah gerakan reformasi.

Asumsi ini juga berlaku dalam sebuah lembaga. Jika generasi muda yang memegang tongkat kepemimpinan, maka reformasi kelembagaan akan tercipta.

"Ini menciptakan harapan yang juga besar. Fakta bahwa, karena pak Tito ini mewakili, kalangan muda, orang selalu membayangkan bahwa lahirnya kelompok muda di dalam tubuh suatu lembaga, itu akan berimplikasi kepada reformasi kelembagaan yang mendasar," kata Fahri.

Jika demikian yang akan terjadi, Fahri berharap supaya Tito bisa bersikap inklusif atau terbuka, baik kepada internal kepolisian maupun kepada publik. Dengan demikian, maka citra buruk yang selamat ini melekat di institusi Kepolisian, secara perlahan akan terkikis.

"Itulah sebabnya kita berharap agar pak Tito mensosialisasikan reformasi kelembagaan yang lebih komprehensif. Pertama-tama kita ingin rencana ini diungkapkan secara terbuka, supaya citra buruk yang ada dan melekat pada sebagian masyarakat kita kepada Kepolisian, itu pelan-pelan juga hilang," kata Fahri.

"Ini penting sekali karena tentu kita ingin masyarakat mengapresiasi Kepolisian kita secara lebih baik," pungkas Fahri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI