Suara.com - Pascateror truk di kota Nice, Prancis, Kamis (14/7/2016) waktu setempat, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan akan memperkuat deteksi dini aktivitas kelompok teror lewat jaringan intelijen.
"Kami lakukan antisipasi, itu kan bukan dilakukan orang sembarangan, tapi dilakukan oleh jaringan. Paling utama sekali itu, dari jaringan intelejen, Densus 88, BIN, dan BAIS," kata Tito di Bareskrim, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (15/7/2016).
Menurut Tito, aksi teror dengan menabrakan truk ke kerumunan orang di Nice diduga dilakukan kelompok militan ISIS di Suriah, yang juga pernah melakukan aksinya di Sarinah dan Solo baru-baru ini.
Untuk itu, Tito juga akan memaksimalkan kerjasama dengan intelijen luar negeri. "Jadi komunikasi ini dengan intelijen apakah ada informasi dari Suriah,"ujar Tito.
Tito juga mengimbau jajarannya mewaspadai modus teror baru seperti yang terjadi di Nice.
"Kami mengingatkan anggota di lapangan agar mereka waspada terhadap modus dengan menggunakan truk seperti itu,"kara Tito.
Sementara itu, guna mengantisipasi serangan ke markas besar Polri, Tito melakukan pengawalan ketat dengan menambah kamera pengintai atau CCTV.
"Fungsi pengawasan tanpa mempengaruhi pelayanan Polri yang humanis," tandasnya.