Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Bekasi telah mencurigai adanya pembelian vaksin palsu di Rumah Sakit Hosana Medika, Bekasi saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) pada Juni 2016.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tetty Manurung mengatakan sebelum Kementerian Kesehatan mengumumkan daftar rumah sakit pihak telah melakukan sidak ke beberapa rumah sakit di Bekasi. Sidak tersebut dilakukan Dinkes Bekasi sejak kasus vaksin mencuat pada Juni 2016.
"Khusus untuk Hosana Medika, sebelum ada pengumuman kemarin oleh Kementerian Kesehatan, kami sudah mencurigai,"ujar Tetty dalam jumpa pers terkait temuan vaksin palsu di Media Center Pemerintah Kota Bekasi, Bekasi, Jumat (15/7/2016).
Kata Tetty, kecurigaan Dinkes Bekasi bermula saat pihaknya melakukan sidak pada 24 Juni hingga 25 Juni 2016, ditemukan adanya faktur pembelian vaksin dari distributor yang tidak resmi. Saat dimintai keterangan, kata Tetty, pihaknya tidak bisa bertemu pihak RS Hosana.
"Kami sudah melihat fakturnya ada pembelian ke Azka Medika. Begitu besoknya kita datang lagi orangnya nggak ada,"ucapnya.
Meski mencurigai RS Hosana membeli vaksin palsu, pihaknya tidak langsyng mengumumkan rumah sakit tersebut, namun Dinas Kesehatan Kota Bekasi menunggu dari pengumuman Kementerian Kesehatan.
"Tapi kami tidak mengumumkan karena menunggu pengumuman resmi dari pemerintah,"ungkapnya.
Sebelumnya Pemerintah Kota Bekasi mengungkapkan tiga Rumah Sakit di Kota Bekasi yang menerima vaksin palsu dari 14 daftar rumah sakit yang telah diumumkan Kementerian Kesehatan.
Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu mengatakan tiga RS yang menerima vaksin palsu adalah RS ST Elizabeth, Narogong, Bekasi, RS Permata Bekasi dan RS Hosana Medika, Bekasi.