Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Farid Moeloek secara tegas mengatakan bahwa ke-14 nama Rumah Sakit yang diungkapkannya dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR hari ini, Kamis (14/7/2016) merupakan data yang ia peroleh dari Bareskrim Mabes Polri.
Sementara itu, berdasarkan hasil pengembangan kasus, Bareskrim menemukan terdapat delapan distributor. Menurutnya, ke-14 rumah sakit itu hanya di sekitaran Jabotabek. Hingga saat ini, Bareskrim belum melakukan pengembangan penyelidikan untuk rumah sakit lainnya.
"Kenapa hanya Jabodetabek atau daerah sekitar Jakarta belum dilakukan, oleh bareskrim belum dilakukan terus penyebaran penyelidikan ini akan dilakukan penyebaran jadi 14 rumah sakit," kata Nila, di Gedung Nusantara I DPR RI, Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Menurut Nila, untuk wilayah Jabotabek, Bareskrim sebenarnya sudah melakukan penyelidikan terhadap tiga orang distributor yaitu Juanda dan M. Syahrul. Sementara satu distributor lainnya belum diijinkan untuk dibuka oleh Bareakrim karena masih dalam tahap penyidikan.
"Bareskrim menginginkan untuk tidak dibuka dulu, tetapi yang sudah 14 itu, yang baru hari ini kami diizinkan untuk memberitahukan nama rumah sakitnya," kata Nila.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem Amelia Anggraini, mengatakan kepada media pada Kamis jika dia merasa tidak puas dengan pemaparan Nila Farid Moeloek terkait hasil penangan kasus vaksin palsu.
Pasalnya, kata dia, Nila hanya membuka 14 nama Rumah Sakit dari 37 fasilitas pelayanan kesehatan yang terindikasi menerima distribusi vaksin palsu.