PDIP Kritik Ahok Jangan Arogan di Penertiban Kali Ciliwung

Rabu, 13 Juli 2016 | 13:43 WIB
PDIP Kritik Ahok Jangan Arogan di Penertiban Kali Ciliwung
Proyek di Kali Ciliwung di kawasan Bidara Cina, Jakarta, Jumat (29/4). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Anggota Komosi II DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan meingatkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) agar mengedepankan sikap manusiawi dan tidak arogan dalam menertibkan hunian di bantaran sungai ciliwung.

"Lakukan dengan prikemanusiaan dan tidak arogan," kata Arteria, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/7/2016).

Arteria mengaku sangat menghormati kebijakan Pemprov DKI Jakarta. Namun ia berharap agar kebijakan-kebijakan tersebut, khususnya yang berkaitan dengan penertiban hunian masyarakat, agar mengedepankan sikap-sikap santun dan manusiawi.

"Saya hormati sikap Pemprov DKI untuk menertibkan hunian di bantaran sungai Ciliwung, khususnya warga Bukit Duri. Tapi lakukan dengan santun, bijaksana dan mengorangkan orang, kan mereka manusia," kata Arteria.

Menurut Arteria, menertibkan manusia perlu diperhatikan sisi-sisi kemanuasiaannya. Jangan sampai kebijakan pemerintah justeru membuat masyarakat seolah-olah bukan manusia yang layak diperlakukan secara manusiawi.

"Jadi jangan bicarakan Pemprov sudah relokasi dan berikan rusunawa, binatang saja kalau Anda punya anjing atau kucing begitu, kita pindahkan hanya sekadar libur lebaran mereka bingung, apalagi ini kan yang dipindahkan manusia," tutur Arteria.

Selain itu, menurut Arteria, penting juga diperhatikan terkait kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Jangan sampai relokasi yang dilakukan membuat masyarakat kehilangan sumber penghidupannya atau kebutuhan-kebutuhan fundamental lainnya.

"Kepala keluarga yang punya mata pencaharian yang jangan-jangan mata pencahariannya di sekitar itu. Punya orang tua yang kalau sakit sudah ada referensi dokter, bidan, dukun disekitar itu, punya anak yang bersekolah yang harus pindah nantinya padahal tahun ajaran baru akan dimulai," kata Arteria.

"Punya lingkungan sosial yang sudah lama dan menjadi kegiatan ritualnya tersendiri yang harus kita hormati, apalagi opsinya rusunawa, yang harus sewa, yang jauh dari tempatnya bekerja, yang juga mungkin saja menghilangkan mata pencaharian mereka," tutup Arteria. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI