Abu Sayyaf Sandera 3 WNI, Jokowi Telepon "The Punisher"

Selasa, 12 Juli 2016 | 14:39 WIB
Abu Sayyaf Sandera 3 WNI, Jokowi Telepon "The Punisher"
Presiden Joko Widodo melaksanakan salat Idul Fitri 1437 H di halaman Masjid Raya Sumatera Barat, di Padang, Rabu (6/7). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo telah menghubungi dan menyurati Presiden Filipina, Rodrigo Duterte terkait upaya pembebasan tiga anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/7/2016).

"Presiden sudah menelpon Presiden Filipina dan menulis surat," kata Luhut kepada wartawan.

Presiden Filipina juga ‎telah memberikan respon mengenai penyanderaan tiga WNI tersebut. Namun Pemerintah masih menunggu koordinasi dari Filipina apa opsi yang akan dilakukan dalam pembebasan sandera kali ini, apakah akan mengizinkan TNI masuk wilayah Filipina untuk melakukan pembebasan sandera.

"Presiden Duterte juga sudah memberi respon. Kita lihat nanti, kan butuh waktu juga. Karena tidak bisa juga seperti balik tangan," ujar dia.

Kendati begitu, tambah Luhut, Pemerintah akan melakukan segala upaya untuk membebaskan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Malaysia dan dibawa ke wilayah Filipina Selatan tersebut.

"Sekarang kami sedang melakukan segala upaya," tutur dia.

Untuk diketahui, tiga WNI ini disandera oleh kelompok yang diduga sub-milisi Abu Sayyaf pimpinan Apo Mike. Kepolisian Malaysia telah mengungkapkan tiga WNI yang disandera, Emanuel (46), Laurence Koten (34), Teo Dorus Kopong (42). Ketiganya merupakan ABK pencari ikan asal Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penyanderaan WNI oleh kelompok bersenjata asal Filipina sudah berkali-kali terjadi. Hingga saat ini, berbagai pihak masih menunggu langkah dari presiden baru Filipina, Rodrigo Duterte, untuk membantu pembebasan sandera. Duterte sendiri, yang berpuluh-puluh tahun menjadi Wali Kota Davao, Filipina, dikenal sebagai sosok yang tegas dan tak mau berkompromi dengan pelaku kejahatan. Atas sikapnya itu, Duterte menyandang julukan "The Punisher" atau sang penghukum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI