PBB Upayakan Akhiri Bencana Kelaparan Lewat Lembah Silikon

Tomi Tresnady Suara.Com
Selasa, 12 Juli 2016 | 04:13 WIB
PBB Upayakan Akhiri Bencana Kelaparan Lewat Lembah Silikon
Anak-anak kelaparan di Somalia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) belum lama ini berupaya mengakhiri bencana kelaparan dunia via teknologi mutakhir, diantaranya program gawai yang memberi informasi harga pasar untuk petani Guatemala, dan aplikasi yang memuat pengetahuan tentang nutrisi untuk masyarakat wilayah terpencil Kolombia.

Badan Ketahanan Pangan PBB dianggap memasuki era baru lantaran telah memanfaatkan teknologi mutakhir dalam penanggulangan bencana kelaparan.

Jaringan inovasi baru dari Program Pangan Dunia (WFP) yang diresmikan di Munich atas dukungan pemerintah Jerman pada pekan ini akan memanfaatkan sejumlah teknologi terbaru demi mempercepat tercapainya tujuan dunia bebas kelaparan.

PBB pada September telah mengadopsi program skala global yang cukup ambisius, bernama Misi Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), ditujukan mengakhiri bencana kelaparan, mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan, serta melindungi alam hingga 2030.

"(Meski demikian) jika kita tetap jalan di tempat, bencana kelaparan tak akan dapat dihentikan sampai 2030 nanti," kata Robert Opp, kepala inovasi WFP.

Walaupun jumlah orang kelaparan telah menurun sebanyak 167 juta jiwa pada dasawarsa terakhir, sekitar 800 juta warga di dunia masih tak mendapat pangan yang cukup, menurut perhitungan PBB.

Asia Selatan menempati urutan teratas negara dengan jumlah bencana kelaparan terbanyak, sekitar 281 juta warga tak mendapat asupan pangan memadai. Kawasan Sub-Sahara Afrika juga memiliki tingkat bencana kelaparan tertinggi, sebanyak 23 persen populasi penduduk tak mengonsumsi pangan yang cukup.

Peresmian jaringan "Akselerator Inovasi" merupakan satu langkah untuk menanggulangi bencana kelaparan, kata Opp.

"Tentunya inovasi tersebut bukan jawaban tunggal, dorongan politik, dan faktor lain turut mempengaruhi tercapainya tujuan dunia bebas bencana kelaparan, walau begitu program ini dapat dianggap sebagai pemicu," tambahnya.

Salah satu program tim pimpinan Opp adalah AgriUp, aplikasi bermuatan rendah untuk petani skala kecil Guatemala. Program itu memberi informasi spesifik mengenai tips bertani, harga pasar, dan prakiraan cuaca.

Aplikasi lain, NutriFami, wadah interaktif dalam jaringan, dirancang untuk meningkatkan pengetahuan nutrisi masyarakat di wilayah terpencil Kolombia. NutriFami dikabarkan dapat diakses melalui jaringan internet pemerintah di sejumlah kedai.

Saat ini, WFP banyak bergantung pada ide yang dihimpun dalam internal organisasi, tetapi ke depannya jaringan massa (crowdsource) diharapkan ikut terlibat mengumpulkan inovasi baru yang bertujuan menanggulangi bencana kelaparan, ungkap Opp mengakhiri. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI