Pariwisata Morotai Gandeng Investor Cina dan Taiwan

Madinah Suara.Com
Senin, 11 Juli 2016 | 14:01 WIB
Pariwisata Morotai Gandeng Investor Cina dan Taiwan
Ilustrasi Morotai. (Antara/Adwit B Pramono)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pesona #wonderfulmorotaiislands tak pernah berhenti bergerak membangun Morotai. Setelah diluncurkan awal Juni 2016, salah satu destinasi wisata prioritas itu sudah menggandeng dua perusahaan raksasa dunia untuk membangun amenitas (fasilitas penunjang) di Morotai. Hubei Wanda, untuk membangun international chain hotel (rantai hotel) di Morotai, sementara Chingfu Taiwan, dijadikan mitra dalam membangun 1.000 homestay (penginapan).

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya sudah berkunjung dan memberikan presentasi kepada Wanda Hubei di Wanda Plaza Beijing. Wanda Hubei merupakan perusahaan berbasis properti terbesar di Tiongkok, yang konsisten membangun mal, hotel, apartmen, commercial building, kawasan pariwisata, entertainment, dan punya perusahaan finansial serta tourism investmen.

Chingfu juga perusahaan yang tak kalah bonafid. Perusahaan yang bergerak di bidang ship building (pembangunan kapal) ini memasok kapal-kapal besar untuk penangkapan ikan, pariwisata, dan manufaktur.

“Wanda Hubedan Chingfu akan survei pada Juli atau Agustus 2016,” terang anggota Pokja Morotai, Ari Suhendro, yang didampingi Ketua Pokja Hiramsyah Sambudhy Thaib, Minggu (10/7/2016).

Sementara itu, menurut Dirut PT Jababeka, Setyono Djuandi Darmono, khusus untuk homestay, tahapannya sudah memasuki proses sertifikasi lahan seluas 10 hektare (ha). Ini adalah bagian dari tahap 1A untuk homestay percontohan. “Kontraknya sudah ditandatangani Jababeka Morotai dan kontraktor,” terang Darmono.

Soal dana, Darmono mengaku sudah merancang konsep yang sangat ringan. Pembebasan tanah bisa dibuat secara sewa, kerja sama, atau beli secara bertahap.

“Dananya diambil dari modal konsortium, bank, dan penjualan atau penyewaan tanah sesudah dibangun sarana dan prasarana sesuai master plan (rencana) dan kebutuhan pasar,” bebernya.

Menurutnya, banyak peminat yang ingin berinvestasi di bidang pariwisata Morotai,

Dalam 25 tahun ke depan, Morotai akan disulap menjadi pusat logistik kelas dunia, setara dengan Singapura. Masyarakat Indonesia timur akan diberdayakan untuk memproses sumber daya alam yang berlimpah menjadi barang jadi, dengan mengundang investor-investor  yang mempunyai modal, teknologi, dan pasar dunia.

“Tahap pertama, mempromosikan Morotai sebagai destinasi pariwisata kelas dunia. Kedua, membangun homestay, dengan memanfaatkan program subsidi 1 juta rumah murah. Ketiga, mendorong kerja sama antar maskapai penerbangan, agen travel, dan pelaku-pelaku pariwisata, memanfaatkan insentif-insentif  pajak dan fasilitas-fasilitas yang akan diberikan pemerintah untuk KEK (kawasan ekonomi khusus) pariwisata,” ulasnya.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Dadang Rizki Ratman, ikut mendorong pemerintah daerah, badan usaha milik negara (BUMN),  pihak swasta pengembang kawasan pariwisata dan masyarakat sekitar destinasi untuk membangun homestay.

Menurutnya, itu adalah bagian dari implementasi kerjasama (memorandum of understanding/MoU) antara Kemenpar dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Bank Tabungan Negara (BTN). Fasilitas homestay yang akan dibangun Jababeka bersama Chingfu tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akomodasi bagi wisatawan yang berkunjung dan menambah lama setiap kunjungan (lengh of stay).

“Pembangunan homestay, secara nasional ditargetkan 100.000 unit. Prioritasnya, kawasan-kawasan  pariwisata yang sarana dan prasarana akomodasinya masih terbatas, namun kunjungan wisatawannya mulai meningkat, seperti di Banyuwangi dan kawasan ekonomi khusus Morotai,” kata Dadang. 

REKOMENDASI

TERKINI