Suara.com - Presiden terpilih Peru, Pedro Pablo Kuczynski, pada Minggu memastikan bahwa Fernando Zavala, pemimpin perusahaan bir terbesar di negara itu, akan dijadikan perdana menteri setelah sang presiden mulai menjalankan jabatan pada 28 Juli.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi lokal RPP, Kuczynski memuji Zavala (45 tahun) sebagai sosok yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjabat sebagai perdana menteri.
Zavala dianggap berpengalaman bekerja di kementerian keuangan, lembaga pengatur penggabungan industri dan sektor swasta.
"Ia memiliki pengetahuan yang luas mengenai apa yang terjadi di Peru dan ia tahu bagaimana administrasi publik berjalan," kata Kuczynski. "Ia dianggap sebagai sosok yang objektif dan menurut saya, keberadaan dia akan sangat positif."
Zavala akan meninggalkan anak perusahaan SABMiller Peru, Union de Cervecerias Peruanas Backus Y Johnston, yang akan diambil alih oleh Anheuser-Busch Inbev.
Salah satu tantangan pertama Zavala adalah mengupayakan reformasi yang dicanangkan Kuczynski melalui Kongres, yang akan didominasi oleh kalangan oposisi --sebagian besar berasal dari partai populis sayap kanan pimpinan saingan yang dikalahkan Kuczynski, Keiko Fujimori.
Kuczynski mengatakan ia tidak berhasil menghubungi Keiko melalui telepon. Namun kepada RPP, Kuczynski mengatakan ia berharap dapat berbicara dengan Keiko pada hari-hari mendatang.
Keiko tidak berbicara banyak di depan publik sejak menerima kekalahan dari Kuczynski bulan lalu. Pemilihan presiden itu di sendiri dilihat banyak pihak sebagai referendum peninggalan ayah Keiko, mantan presiden Alberto Fujimori.
Kuczynski, 77 tahun, adalah mantan bankir investasi dan mantan perdana menteri. Ia memenangi pemilihan presiden hanya dengan mengumpulkan puluhan ribu suara dukungan.
Satu-satunya anggota kabinet yang sejauh ini sudah diumumkan Kuczynski adalah Alfredo Thorne. Thorne, mantan direktur JPMorgan Chase, ditunjuk sebagai menteri keuangan.