Suara.com - Foto-foto wisata yang dipamerkan di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2016, yang dibuka Presiden Joko Widodo, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anis Baswedan, serta Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, 11 Juni lalu heboh di media sosial (medsos), khususnya Instagram.
Setidaknya ada 2.988 foto yang di-posting (ditampilkan), dengan hastag #PestaKesenianBali2016 atau #PKB2016, yang didukung oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia.
"Ini adalah rekor jumlah peserta lomba Instagram selama ini. Kami menjuri tiga tahap, pertama memverifikasi 2.988 foto menjadi 150 karya saja. Kedua, menyeleksi 50 Instagramers dan ketiga, menentukan juara-juara dari 50 besar karya terbaik itu," kata juri, Ida Bagus Andi Sucitra, didampingi dua juri lainnya, AA Gde Agung Parameswara dan Made Widnyana Sudibya, di Bali, beberapa waktu lalu.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana memberikan ucapan selamat kepada para pemenang di Taman Budaya Bali, Art Center, Denpasar, Sabtu (9/7/2016) sore.
Dia didampingi Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Bali, Agung Yuniarta, yang menyerahkan hadiah dan bingkisan kepada tiga pemenang utama, dan 10 hadiah hiburan yang masuk nominator atau juara harapan.
Tiga pemenang itu antara lain, I Nyoman Mahayasa (juara I), AA Ngurah Anom Manik Agung (juara II) dan I Wayan Sumardika (juara III). Sedangkan 10 juara harapan, I PG Budiarta Aryawan, Putu Rivan Jaya Prasetya, I Wayan Mardana, I Nyoman Suparta, I Made Murdita, I Wayan Darsana, I Putu Eko Miarsa Putra, I Putu Agus Adi Yudiana, I Putu Sukmana Ghitha, dan Nur Effendi.
Pitana menjelaskan, saat ini sudah memasuki era digital. Dari 250 juta penduduk Indonesia, 63 juta orang terkoneksi dengan internet aktif, dan 95 persen diantaranya memiliki akun medsos. Sebagian besar menggunakan Facebook, dan Indonesia menempati posisi 4 terbesar di dunia, setelah USA, Brazil, dan India.
Sementara, pemilik akun Twitter ada 19,5 juta orang, atau terbesar ke-5 di dunia, setelah USA, Brazil, Jepang, dan Inggris.
"Yang sedang ngetop saat ini adalah platform Instagram di Indonesia, dengan pertumbuhan yang fantastik, yaitu 14 juta akun. Inilah yang kami pilih untuk lomba dan menyemarakkan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2016 ini," jelas Pitana.
Lomba foto PKB 2016 melalui Instagram yang digulirkan Kemenpar ini diselenggarakan pada 11-30 Juni 2016, dan diseleksi oleh tim juri profesional. Lomba foto Instagram ini baru pertama kali dilakukan dan didukung oleh Kemenpar. PKB sendiri sudah berlangsung ke-38, yaitu sejak 1979.
Mengapa Instagram?
"Medsos berbasis foto ini merupakan aplikasi edit dan berbagi foto yang paling fenomenal dewasa ini," kata Pitana lagi.
Menurutnya, di dunia ada 400 juta pengguna Instagram. Di Indonesia, 97 persen Instagrammers menulis komentar dan menandai teman-temannya dengan “like”. Juga men-share (membagikan) ke wall (dinding)-nya masing-masing pada foto dan editing yang dinilai bagus.”
Dia juga menegaskan, 85 persen pengguna Instagram di Indonesia juga berhubungan (link) ke medsos lainnya, seperti Facebook, Path, Twitter dan lainnya.
"Sebanyak 89 persen Instagramers adalah anak-anak muda berusia 18-35 tahun, karena itu tidak salah, jika para pemenang lomba kebanyakan anak-anak muda yang hidupnya tidak bisa lepas dari gadget," kata Pitana.
Bukan hanya itu, 62 persen pengguna Instagram merupakan kaum hawa dan sisanya, yaitu 38 persen adalah laki-laki. Ini juga cocok dengan prediksi, bahwa yang banyak menentukan kapan liburan dan ke mana destinasi pilihan keluarga lebih banyak ditentukan perempuan.
Pendekatan Medsos Paling Efektif
Berkali-kali Pitana meneruskan kata-kata Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya yang ahli digital itu, bahwa promosi melalui medsos semakin efektif.
"Persaingan ke depan adalah yang cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar memakan yang kecil lagi. Digital mengubah semua tradisi dan asumsi orang dalam menentukan portofolio bisnis. Itulah mengapa Kemenpar terus memacu promosi melalui media digital," katanya.
"Media sosial juga menjadi media promosi yang sangat efisien, cepat, dan masif. Media digital tahu apa yang dibutuhkan orang, tahu kapan harus masuk, dan harus menggunakan pendekatan apa. Penyebaran informasinya tidak terbatas waktu, tempat, dan umur. Semuanya dapat mudah mengakses informasi dengan biaya murah dan real time," ucap Pitana lagi.
Sementara itu, Gede Yuniartha Putra mengaku terkejut dengan sambutan publik yang mengikuti lomba Instagram ini. Ia berharap, kunjungan wisata ke Bali semakin meningkat.
"Kami berharap, semakin banyak promosi, maka semakin banyak kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) ke Bali," ujarnya.
Baik Pitana maupun Yuniartha sepakat, tahun depan akan digelar lomba serupa dalam rangkaian PKB 2017. Bahkan bukan hanya foto yang dipertandingkan, tetapi juga video, dengan Youtube.
"Mudah-mudahan semakin seru ke depan," harapnya.