Mengapa Instagram?
"Medsos berbasis foto ini merupakan aplikasi edit dan berbagi foto yang paling fenomenal dewasa ini," kata Pitana lagi.
Menurutnya, di dunia ada 400 juta pengguna Instagram. Di Indonesia, 97 persen Instagrammers menulis komentar dan menandai teman-temannya dengan “like”. Juga men-share (membagikan) ke wall (dinding)-nya masing-masing pada foto dan editing yang dinilai bagus.”
Dia juga menegaskan, 85 persen pengguna Instagram di Indonesia juga berhubungan (link) ke medsos lainnya, seperti Facebook, Path, Twitter dan lainnya.
"Sebanyak 89 persen Instagramers adalah anak-anak muda berusia 18-35 tahun, karena itu tidak salah, jika para pemenang lomba kebanyakan anak-anak muda yang hidupnya tidak bisa lepas dari gadget," kata Pitana.
Bukan hanya itu, 62 persen pengguna Instagram merupakan kaum hawa dan sisanya, yaitu 38 persen adalah laki-laki. Ini juga cocok dengan prediksi, bahwa yang banyak menentukan kapan liburan dan ke mana destinasi pilihan keluarga lebih banyak ditentukan perempuan.
Pendekatan Medsos Paling Efektif
Berkali-kali Pitana meneruskan kata-kata Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya yang ahli digital itu, bahwa promosi melalui medsos semakin efektif.
"Persaingan ke depan adalah yang cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar memakan yang kecil lagi. Digital mengubah semua tradisi dan asumsi orang dalam menentukan portofolio bisnis. Itulah mengapa Kemenpar terus memacu promosi melalui media digital," katanya.
"Media sosial juga menjadi media promosi yang sangat efisien, cepat, dan masif. Media digital tahu apa yang dibutuhkan orang, tahu kapan harus masuk, dan harus menggunakan pendekatan apa. Penyebaran informasinya tidak terbatas waktu, tempat, dan umur. Semuanya dapat mudah mengakses informasi dengan biaya murah dan real time," ucap Pitana lagi.