Bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, sedang mempertimbangkan untuk memilih Letnan Jenderal Purnawirawan Michael Flynn menjadi pasangannya sebagai calon wakil presiden untuk maju pada pemilihan umum. Informasi ini dibocorkan oleh sebuah sumber di Partai Republik, Sabtu (9/7/2016).
Flyn merupakan kepala Badan Intelijen Pertahanan di bawah Presiden Barack Obama, dari 2012 hingga 2014.
Trump sudah selama berminggu-minggu mengumpulkan dukungan politik di kalangan Republik sambil mencari calon pendampingnya untuk pemilu.
Namun, ia juga telah secara terbuka menyatakan bahwa ia sedang mencari apa yang bisa disumbangkan oleh seorang sosok militer jika sosok tersebut diikutsertakan dalam pencalonan.
Sumber yang tidak mau disebutkan jati dirinya mengatakan bahwa nama Flynn muncul sebagai satu kemungkinan pendamping Trump. Sumber tersebut membenarkan laporan yang diusung New York Post dan The Washington Post soal Flynn.
Kubu kampanye Trump tidak memberikan komentar.
Menurut pemikiran beberapa pihak, Flynn, yang telah menjadi penasihat Trump urusan politik luar negeri, akan bisa membantu Trump pada aspek keamanan nasional di tengah tantangan-tantangan di luar negeri, seperti ancaman dari kelompok militan ISIS.
Trump juga sedang mempertimbangkan pilihan konvensional untuk menjadi pendampingnya kelak, seperti mantan Ketua DPR Newt Gingrich, Gubernur Indiana Mike Pence atau Gubernur New Jersey Chris Christie.
Michael Flynn telah menyebutkan keinginannya agar Amerika Serikat bekerja sama lebih erat dengan Rusia untuk menangani masalah-masalah keamanan global.
Dalam wawancara dengan Russia Today yang diterbitkan pada 10 Desember, Flynn mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Rusia harus bekerja sama untuk menangani perang saudara di Suriah serta menghancurkan ISIS.
Pekan depan, Flynn akan meluncurkan buku yang ditulisnya bersama Michael Ledeen dan berjudul "The Field of Fight: How We Can Win the Global War Against Radial Islam and Its Allies." (Antara)