Mendagri Irak Mengundurkan Diri Pascaserangan Mematikan

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 06 Juli 2016 | 13:05 WIB
Mendagri Irak Mengundurkan Diri  Pascaserangan Mematikan
Serangan bom di Baghdad yang menewaskan 250 orang, Minggu (3/7). (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri dalam negeri Irak, Mohammed Ghabban memutuskan mundur pada selasa (6/7/2016), menyusul serangkaian serangan bom mobil paling mematikan sejak serbuan Amerika Serikat pada 2003.

Ia mengatakan, seorang wakil akan mengambil alih tanggung jawabnya. Ghabban membuat pengumuman tersebut dalam jumpa pers di Baghdad lewat tayangan video, yang disiarkan di kaun Facebook-nya.

Pengunduran diri Mohammed baru dianggap resmi saat Perdana Menteri Haider Al Abadi menyetujui permintaan tersebut. Perdana menteri belum memberi tanggapan atas permintaan tersebut.

Kementrian Kesehatan menyebut, jumlah korban serangan bom bunuh diri di pusat perbelanjaan, Distrik Karrada, Baghdad, pada Sabtu mencapai 250 orang. Kelompok garis keras IS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Ini merupakan kejadian terburuk di Irak sejak militer AS menjatuhkan Saddam Hussein dari kekuasaan pada 2013 hingga membuat rakyat negara itu marah atas kelemahan kekuatan pasukan Irak.

Pemerintah Irak tengah menggempur pangkalan pertahanan IS di bagian utara dan barat, wilayah yang diambil-alih sejak 2014.

Aksi itu menunjukkan IS masih mampu melakukan serangan dengan banyak korban jiwa, walaupun ia kalah di medan tempur belum lama ini di Falluja, kota berjarak tempuh satu jam ke arah barat dari ibukota.

Menteri dalam negeri mengatakan, ledakan bom mobil berasal dari wilayah timur Provinsi Diyala. Ia menyalahkan lemahnya koordinasi sejumlah pasukan keamanan yang berjaga di ibukota.

Ghabban mengatakan bulan lalu, derasnya aksi bom oleh IS di Baghdad tak akan berakhir, kecuali "kekacauan" yang tengah mewabah aparatus penegak hukum Irak segera dibenahi.

Ia menerangkan, pembenahan pasukan keamanan di luar kekuasaannya, termasuk dua lembaga anti-terorisme, dua direktorat kementerian pertahanan, dan komando keamanan kawasan, yang tugasnya tumpang tindih dengan badan kontra-intelijen di kementeriannya. (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI