Suara.com - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Golongan Karya Adies Kadir mengatakan terorisme sudah tidak bisa dipandang remeh. Itu sebabnya, Kepolisian Republik Indonesia serta Badan Intelijen Negara harus melipatgandakan kekuatan dan kewasapadaan.
"Memang teroris sekarang ini susah dideteksi gerakannya, mereka juga terus bergenerasi dan semakin canggih. Ini merupakan ancaman serius bagi Polri dan BIN," kata Adies kepada Suara.com di Jakarta, Selasa (6/7/2016).
Adies mengimbau Polri membangun sinergitas dengan TNI dalam hal penanganan terorisme. Teroris sekarang, kata dia, lebih profesional dibanding sebelum-sebelumnya. Kekuatan serta kecanggihan senjata yang mereka miliki tidak bisa dianggap enteng lagi.
"Mereka harus meningkatkan kewaspadaan dan cara-cara identifikasi awal terhadap gerakan teroris ini. Jangan sungkan-sungkan minta bantuan TNI, karena teroris sekarang sudah merupakan jaringan yang profesional," kata Adies.
Adies menambahkan profesionalitas teroris ditunjukkan dengan serangan-serangan mematikan di negara-negara besar.
"Ini bisa kita lihat dari gerakannya akhir-akhir ini. Serangan bom di negara-negara besar seperti Prancis, Jerman, Turki, bahkan terakhir di Madinah, pusat Islam sendiri," kata Adies.
Serangan-serangan tersebut, kata Adies, mengandung pesan tersirat kepada masyarakat dunia bahwa gerakan teroris bukan kekuatan kecil.
"Ini mengandung pesan kepada dunia, bahwa teroris sekarang beda dengan yang dulu, tidak dapat lagi di pandang sebelah mata," kata Adies.
Di Indonesia, pagi tadi juga diserang teroris. Bom bunuh diri terjadi di halaman Mapolresta Surakarta, Jawa Tengah. Pelakunya tewas dan seorang anggota polisi luka-luka.