Pengamat: Bom Solo Diduga Bagian Operasi Jaringan ISIS

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 05 Juli 2016 | 10:30 WIB
Pengamat: Bom Solo Diduga Bagian Operasi Jaringan ISIS
Ilustrasi bom bunuh diri (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pengamat terorisme dan intejelen dari Universitas Indonesia (UI) Ridwan Habib menduga tragedi bom bunuh diri di Mapolrestas Solo, Jawa Tengah adalah bagian dari serangkaian aksi teror dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sebab ISIS memang telah menyerukan aksi jihad melakukan serangan bertepatan dengan momentum bulan suci Ramadan. 

"Belum lama ini Juru Bicara ISIS Syaikh Abu Muhammad Al-Adnani menyerukan aksi jihad bagi seluruh jaringan ISIS di seluruh dunia di Bulan Ramadan. Sebab Ramadan sebagai bulan suci dipandang juga sebagai bulan yang tepat untuk melakukan jihad," kata Ridwan saat dihubungi Suara.com, Selasa (5/7/2016).

Oleh sebab itulah, selama bulan Ramadan banyak aksi teror terjadi di berbagai negara. Mulai dari Irak, Turki, Arab Saudi, hingga terakhir adalah Indonesia.

Ketika disinggung kenapa ISIS bukan menyerang negara-negara Barat, melainkan negara-negara berpependuduk mayoritas Islam, Ridwan mengaku punya jawabannya. Menurutnya, meskipun berpenduduk mayoritas muslim, negara-negara tersebut bukan dianggap sebagai rezim pemerintahan Islam. "Termasuk Kerajaan Arab Saudi yang dianggap rezim thagut serta Indonesia yang menganut paham Pancasila juga dinggap sebagai negara kafir," jelas Ridwan.

Ridwan meyakini bisa saja aksi ini dilakukan oleh Kelompok Santoso yang sebagian anggotanya ada yang tewas tertembak oleh polisi. Namun ia mengingatkan, kelompok Santoso kini telah menjadi bagian dari ISIS dan berbai'at kepada ISIS.

"Makanya mereka mengambil momentum hari ini yang merupakan hari terakhir bulan puasa Ramadan pada tahun ini," ujar Ridwan.

Kedepan, ia mengingatkan agar Polri segera meningkatkan kewaspadaan akan potensi serangan teroris yang bisa saja terjadi pasca Idul Fitri. "Polri harus makin waspada dan meningkatkan kemampuan pencegahan sebelum terjadi serangan lagi," tutup Ridwan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI