Naga juga menceritakan pengalamannya ketika masuk Islam tahun 2002. Ketika itu, dia ditentang keras oleh keluarga besarnya. Bahkan sampai sekarang ada anggota keluarga yang memusuhinya.
Tetapi yang namanya sudah panggilan, semua resiko dihadapi. Naga sekarang lebih damai menjadi Islam.
Dia selalu menasihati orang yang baru masuk Islam agar selalu berbhakti kepada orangtua, meskipun mereka menentang pilihan.
"Meski orang tua nggak setuju kita tidak boleh melakukan perlawanan kepada orangtua. Kita hormatin orangtua. Yang kita perdebatkan kan masalah teologi, tetapi akhlak kepada orangtua tetap dijalankan," katanya.
Dari Baca Al Quran
Naga mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Lautze pada 2002.
Bermula dari mimpi membaca Al Quran. Dia merasa tersentuh dan selanjutnya tertarik untuk mempelajari Islam mulai tahun 1995.
"Waktu itu dalam mimpi saya, saya iseng baca Al Quran.Tidak lama kemudian saya pergi ke toko buku dan saya iseng baca Alquran dan saya baca itu surat Al Humazah, saya kaget kok seperti ada di mimpi saya. Dari situ saya penasaran dengan Islam," ujar Naga.
Sejak saat itu, lelaki yang memiliki nama Tionghoa Qiu Xue Long terus mempelajari Islam. Ayah dari dua anak ini sampai mencegat ustadz pulang dari masjid demi belajar Islam.
"Kalau ada pengajian di dekat rumah, saya nunggu di luar masjid, setelah selesai pengajian saya cegat ustadznya, saya minta alamat ustadz itu karena saya ingin belajar Islam dan belajar ngaji di rumah ustadznya, karena waktu itu saya nggak boleh masuk karena belum di khitan," kata dia.