Terkuak, Para Pelaku Bom Bunuh Diri Awalnya Ingin Sandera Orang

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 02 Juli 2016 | 04:37 WIB
Terkuak, Para Pelaku Bom Bunuh Diri Awalnya Ingin Sandera Orang
Salah satu pelaku bom bunuh diri di Bandara Ataturk, Istanbul, Turki. (Independent)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para pelaku bom bunuh diri di Bandara Ataturk, Istanbul, Turki, ternyata sempat berencana menyandera para penumpang, demikian diungkap media Turki, Jumat (1/7/2016).

Surat kabar pro-pemerintah, Sabah, menyebut bahwa para penyerang menyusuri TKP dan berencana menjadikan puluhan penumpang sebagai sandera di dalam bandara, sebelum akhirnya melakukan pembantaian.

Namun, karena sudah terlebih dahulu dicurigai petugas keamanan bandara, mereka terpaksa melancarkan serangan lebih cepat dari yang direncanakan.

Pemerintah Turki cukup yakin bahwa ISIS-lah dalang dari serangan yang menewaskan 44 orang tersebut, di mana 19 diantaranya adalah warga negara asing.

Kantor berita nasional Turki, Anadolu mengatakan, pihak berwajib sudah menahan 24 orang yang disinyalir terlibat dalam serangan teror tersebut. Sebanyak 15 diantaranya merupakan warga negara asing.

Mengutip sumber dari kejaksaan, Anadolu menyebut kedua penyerang bernama Rakim Bulgarov dan Vadim Osmanov. Namun tidak disebutkan negara asala mereka.

Informasi soal negara asal kedua pelaku justru disampaikan Kementerian Luar Negeri Kyrgyzstan, lewat konsultanya di Istanbul. Dikatakan, keduanya memiliki paspor Rusia.

Polisi juga menemukan sebuah laptop yang rusak dalam sebuah tempat sampah dekat sebuah apartemen di Istanbul yang dijadikan tempat persembunyian para pelaku. Saat ini, otoritas terkait sedang mencoba mengorek informasi dari komputer jinjing itu.

Otak serangan

Media Turki menyebut otak penyerangan bernama Akhmed Chatayev, seorang warga negara Chechnya yang mengepalai sebuah sel teroris ISIS di Istanbul.

Chatayev diduga mengorganisir dua serangan bom mematikan tahun ini, yakni di kawasan wisata Sultanahmet dan pusat perbelanjaan Istiklal.

Kepala Komite Parlemen di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Michael McCaul mengatakan, Chatayev bisa jadi "musuh nomor satu di kawasan Kaukasus utara, Rusia".

"Ia beberapa kali datang ke Suriah dan menjadi salah satu letnan tinggi di kementerian perang ISIS," kata McCaul kepada CNN.

Dokumen pengadilan Swedia menyebutkan, lelaki berusia 36 tahun tersebut pernah divonis bui 16 bulan atas dakwaan perdagangan senjata, sampai akhirnya ia dideportasi kembali ke negaranya.

Ia pernah pula mendapat suaka politik di Austria pada tahun 2003. (AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI