Ini Peristiwa yang Terjadi Usai Jokowi Bagi-bagi Sembako di Depok

Jum'at, 01 Juli 2016 | 22:09 WIB
Ini Peristiwa yang Terjadi Usai Jokowi Bagi-bagi Sembako di Depok
Ibu-ibu mengeluh tak kebagian kupon dan sembako dari Presiden Joko Widodo di Depok [suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah warga Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengeluh karena tak kebagian paket sembako dari Presiden Joko Widodo, Jumat (1/7/2016).

Warga bernama Warniati (50) mengatakan seharusnya warga kurang mampu seperti dirinya mendapatkan sembako. Tetapi, dia tak kebagian kupon karena jumlahnya terbatas.

"Saya tidak dapat kupon sembako. Saya tidak dibagi kupon oleh Pak RT, ini yang banyak dapat justru orang-orang kaya (mampu). Orang miskin kayak saya banyak tidak dapat," ujar dia kepada Suara.com.

Padahal, Warniati sudah antri untuk mendapatkan kupon. Dia menyalahkan Ketua RT 5, RW 20, Kelurahan Depok, Ismail. Menurutnya, Ismail tidak mendata warga miskin dengan baik.

Hal senada juga diungkapkan ‎Wijiani (37). Dia juga tak kebagian kupon sehingga tak mendapatkan bingkisan dari Presiden.

Wijiani merupakan pedagang tisu di perempatan jalan‎. Dia juga mengamen keliling kampung.

‎Sambil menggendong anak, Wijianti siang tadi tetap melihat proses pembagian sembako meski tahu tak akan kebagian."Saya juga tidak dapat pembagian kupon bantuan sembako dari Presiden Jokowi. Tadi saat pembagian kupon pada rebutan. Harusnya Pak RT datang ‎ke rumah-rumah mendata warga yang kurang mampu dan layak dapat bantuan," ujar dia.

"Saya tidak terlalu berharap banget sih, kalau dapat ya rezeki saya, kalau nggak dapat berarti nggak rezeki saya. Biarinlah, rezeki nggak kemana.‎ Saya nggak mau capek-capek antri, tapi nggak dapat. ‎Saya di sini cuma pengen lihat Pak Jokowi saja," tutur dia.

Bantuan paket sembako dari Presiden berjumlah 1.000 bungkus yang berisi beras, minyak goreng, gula daan teh. Sementara. Di lokasi tersebut yang datang melebihi kuota, 1.200 kepala keluarga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI