Masjid Lautze menjadi tempat syiar Islam di komunitas Tionghoa Indonesia.
"Karena ternyata dengan mensyiarkan Islam secara murni, secara otomatis target pembauran terjadi, nggak usah harus didoktrin atau diarahkan untuk berbaur. Ternyata begitu masuk Islam otomatis berbaur, sehingga nggak ada lagi sekat-sekat," kata dia.
Naga bercerita. Sebagian orang Tionghoa ketika itu memutuskan masuk Islam karena ingin menikah dengan pribumi muslim. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak warga Tionghoa yang jadi mualaf karena memang panggilan jiwa.
"Seiring berjalannya waktu yang kita rasakan, ada perubahan arah mata anginlah, nggak semua orang (Tionghoa) yang pindah agama semuanya ingin menikah dengan pasangan yang pribumi. Banyak teman kita karena mereka masuk Islam pangggilan iman, karena mereka melihat agama Islam adalah agama yang paling cocok lah," Naga yang jadi mualaf tahun 2002.
Naga mengungkapkan sampai hari ini sudah ada sekitar 1.500 warga Tionghoa yang masuk Islam di Masjid Lautze.
Pada tahun 2015 saja, ada 88 orang yang masuk Islam. Dan tahun ini, sejak Januari hingga Juni sudah ada 37 orang.
"Alhamdulillah setiap minggu ada yang menjadi mualaf di masjid ini. Target kita ingin mengislamkan orang Tionghoa," kata dia.